Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Anak: Senyum Ibu Guru

14 November 2024   14:46 Diperbarui: 14 November 2024   14:46 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa dan guru, sumber gambar: Guruinovatif.id

Adi menutup buku matematikanya perlahan.  Bel baru saja berbunyi tanda pelajaran usai. Ditatapnya Bu Elly dengan wajah memelas." Saya boleh kembali, Bu?" pintanya.

Bu Elly melihat ke arah Andy lalu mengangguk. "Jangan diulang lagi," kata Bu Elly singkat.

Bagai pesakitan Adi  berjalan pelan menuju tempat duduknya. Ya, hari ini ia kembali disetrap di luar. Tidak tanggung tanggung. Bu Elly memberinya lima belas soal tentang operasi hitung bilangan bulat.

"Ini hukuman bagi anak yang sering lalai mengerjakan PR," kata Bu Elly dingin.

Dengan penuh sesal  Adi menerima lembaran soal lalu ia menuju ke gazebo.

Andai dia semalam tidak melayani ajakan Nando untuk mabar, pasti tidak akan begini ceritanya.

Adi sebenarnya bukan termasuk anak yang bodoh di kelas. Semua pelajaran ia mampu, tapi satu penyakitnya yaitu sering sembrono dan lalai mengerjakan tugas.

Dari semua pelajaran dia paling pintar dalam matematika, tapi itulah,  sering lalai, catatan tidak lengkap dan buku sering dicampur membuat Adi sering ditegur Bu Elly.

Di rumah, tak bosan-bosan ibu selalu mengingatkan Adi untuk belajar. Hari harinya lebih banyak dipakai untuk main hp. Tapi dengan santai Adi selalu menjawab," Tenang sajalah Bu..., aku bisa kok...,"

Semua kesembronoan Adi berbuah pada nilai nilainya. Meski saat pembelajaran ia selalu bisa menyelesaikan soal paling cepat, tapi nilainya tak pernah sempurna. Beberapa kali bahkan ia harus remidi.

"Lebih hati-hati Adi.. teliti," selalu begitu kata Bu Elly. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun