Sebenarnya penurunan motivasi belajar siswa sekarang ini disebabkan oleh banyak hal. Belajar di rumah dia tahun selama pandemi, penggunaan gadget berlebihan memang sangat berpengaruh, tapi penurunan motivasi belajar siswa karena tidak adanya UN tidak bisa diabaikan begitu saja. Ini yang membuat beberapa di antara kami setuju dengan diadakannya UN.
Ketika UN diganti dengan ANBK siswa merasa lebih lega juga guru, terutama yang mengajar di tingkat akhir.Â
ANBK yang terdiri atas AKM ,survey karakter dan lingkungan belajar ini dalam pelaksanaannya tidak seberat UN. Ya, karena hasil ANBK digunakan untuk melihat kondisi  sekolah, bukan menilai siswa.Â
Di awal pelaksanaannya Bapak Menteri saat itu mengatakan bahwa siswa tidak perlu terlalu tegang menghadapi ANBK, tidak ada bimbel ANBK dan tidak perlu persiapan khusus, biarkan semua berjalan alami.Â
Alhasil, siswa merasa sudah tidak perlu ngotot lagi belajar meski yang diujikan di AKM soalnya juga tidak mudah.
Tidak seluruh siswa mengikuti ANBK. Hanya sekitar 45 siswa yang diambil sebagai sampel untuk mengikuti ANBK. Peserta diambil dari siswa berkemampuan rendah, sedang dan tinggi termasuk juga dilihat dari latar belakang sosial ekonominya
Pengambilan siswa yang hanya sebagian ini membuat 'kesakralan' ANBK semakin berkurang. Siswa merasa bahwa ANBK tidak wajib. Bahkan pernah ada orang tua siswa di sekolah kami yang menolak anaknya diikutkan ANBK karena takut jika  anaknya merasa tertekan.
Akhirnya di kelas delapan tidak semua anak mengikuti ANBK dan di kelas sembilan anak anak tidak ada UN. Masih ditambah lagi dengan PPDB nya zonasi pula. Nilai tidak bisa bicara banyak saat PPDB.Â
Semakin tidak ada tantangan. 'Los' pokoknya, itu istilah teman-teman.Â
Sebagai pelaksana di lapangan adanya kabar bahwa UN akan diadakan lagi menjadi sesuatu yang menarik bagi kami. Tentunya seiring dengan harapan diadakannya UN akan membuat motivasi belajar siswa akan semakin naik. Paling tidak mereka bisa menjadi lebih 'niat' belajar.
Seandainya UN memang diadakan kembali harapan kami semoga UN bisa dilakukan dengan jujur, sehingga bisa diperoleh data valid sehingga hasilnya bisa digunakan untuk acuan perbaikan pembelajaran di sekolah sekolah.Â