4. Aduk-aduk sampah dan tanah dengan merata, lalu tutup rapat, lalu simpan di tempat teduh.Â
5. Aduk kompos setiap 1 minggu agar proses pengomposan berjalan dengan baik.
Pupuk kompos akan siap digunakan biasanya pada bulan ketiga.
6. Air lindi yang tertampung pun bisa menjadi pupuk cair yang bagus untuk tanaman.
Tidak ada kompos yang tidak jadi, demikian pesan narasumber. Jika kompos terlalu cair atau mengeluarkan magot (belatung), tinggal ditambah dengan tanah.
Sesudah mendapatkan penjelasan di aula, siswa langsung mempraktekkan pembuatan kompos di halaman sekolah deengan bimbingan  narasumber.
Sebelum praktik dilakukan siswa terlebih dahulu menyiapkan. komposter, sampah dapur yang sudah dibawa dari rumah  juga sampah daun yang sejak kemarin dikumpulkan dari halaman sekolah.
Lalu apa saja manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini? Banyak.Â
Utamanya siswa menjadi lebih peduli pada lingkungan terutama bagaimana melakukan pemilahan dan pengolahan sampah untuk dijadikan sesuatu yang berguna.
Ya, tidak boleh kita lupakan bahwa Indonesia darurat sampah. Penuhnya kapasitas TPA di beberapa daerah menunjukkan bahwa sampah adalah masalah yang serius.Â