Kompos adalah sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pelapukan dan bentuknya pun berubah menjadi menyerupai tanah, tidak berbau serta banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman (Astuti, 2019).
Proses penguraian bahan organik menjadi kompos ini terjadi dengan adanya bantuan dari mikro-organisme aktif, bisa bakteri, jamur ataupun mikroba.
Kompos bisa meningkatkan kesuburan tanah karena mengandung zat-zat yang diperlukan tanaman.
Proses pembuatan pupuk kompos secara umum sebagai berikut:
1. Cacah sampah organik atau daun menjadi bagian yang lebih kecil. Semakin kecil ukuran, sampah akan lebih mudah terurai.
2. Tempatkan dalam ember yang bagian bawahnya diberi lubang dan tempat penampungan air lindi (air yang timbul dari hasil pengomposan)
Ember yang digunakan siswa pagi itu adalah komposter yang terbuat dari dua buah kaleng cat.Â
Kaleng pertama mempunyai lubang untuk keluarnya air dari proses pengomposan. Kaleng kedua untuk menampung air tersebut yang bisa dikeluarkan lewat kran yang melekat di kaleng.
3. Campur sampah organik hasil pencacahan dengan tanah ke dalam ember tempat melarutkan sampah dengan aktivator EM4.
Tuangkan juga molase kurang lebih 250 cc ke dalam campuran sampah organik dengan tanah.