Ya, rupanya tidak adanya catatan sangat berpengaruh pada pemahaman mereka terhadap sesudah materi. Tidak adanya catatan ternyata membuat mereka agak kesulitan ketika harus menggali lagi ingatan tentang suatu hal.
Betapa pentingnya membuat sebuah catatan tidak perlu ditanyakan kebenarannya. Lihatlah di masa lalu, seorang penjelajah selalu menuliskan kisah perjalanan mereka mengabadikan peristiwa apa saja yang mereka alami.
Marcopolo, Ibn Batutah adalah sebagian contoh orang-orang yang mengabadikan kisah perjalanannya dalam sebuah catatan sehingga bisa dijadikan rujukan tatkala kita akan belajar sejarah.
Ya, catatan tidak hanya bermanfaat bagi pembuat catatan itu sendiri, tapi juga bagi orang lain yang ingin belajar dengan topik yang sama.
Seiring dengan kemajuan teknologi, mencatat tidak selalu harus menggunakan pena, bolpoin dan kertas. Namun mencatat bisa dilakukan dengan menggunakan gadget kita.
Bahkan pada banyak event sekarang ini, saat mencatat kita lebih banyak menggunakan hp dari pada tulisan tangan. Ya, sejak pembelajaran sering menggunakan gadget, menulis dengan tangan sudah lebih jarang dilakukan.
Nah, di antara keduanya, menulis dengan tangan dan mengetik dengan gadget, manakah yang lebih baik?
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap sekitar 36 mahasiswa di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia diketahui bahwa menulis dengan tangan bagus untuk pembelajaran dan memori ( link sumber di bawah).
Meskipun menulis dengan gadget memang lebih cepat, tapi menulis dengan tangan lebih mengaktifkan semua bagian otak. Menulis dengan tangan ternyata lebih memberikan tantangan pada otak daripada menekan tombol-tombol pada gadget kita.