"Waktunya pelajaran matematika, Bu?" tanya seorang siswa.
"Tidak, matematika tetap ada," jawab saya cepat. Harap dimaklumi kami para guru matematika termasuk pelit untuk urusan 'membebaskan' jam.Â
Ah ya, kenapa harus tempe mendoan?
Karena tulisan yang naik daun adalah tentang bioteknologi dan di dalamnya menceritakan tentang tempe mendoan, maka tempe mendoan yang kami pilih sebagai tema. Penyebab lainnya, tempe mendoan mudah dibuat dan demikian akrab di lidah. Maknyus pokoknya.Â
Tentang Tempe Mendoan
Tempe mendoan adalah hidangan yang berasal dari Banyumas. Sesuai namanya yaitu mendoan, tempe ini dibalur dengan bumbu tepung dan digoreng setengah matang(dalam bahasa Banyumas mendo artinya setengah matang).
Dilansir dari Kompas.com, tempe mendoan yang setengah matang  menggambarkan karakter orang Banyumas yang lemas, fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan sekitar. Namun jika kondisi terpaksa ia bisa keras, kaku seperti keripik dan rela diajak remuk bersama.Â
Filosofi ini dikaitkan dengan tekad para pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan Indonesia. Ya, zaman dulu banyak orang Banyumas yang menjadi tokoh di dunia diplomasi ataupun kemiliteran seperti Jenderal Soedirman, Soesilo Soedarman, Soepardjo Reostam, dan lain-lain.
Dikaitkan dengan bioteknologi, pembuatan tempe mendoan memerlukan bantuan jamur Rhizopus oligosporusdan R. oryzae
Selain tempe mendoan produk bioteknologi lain yang 'menemani' pesta kami hari itu adalah kecap yang dalam pembuatannya memerlukan bantuan aspergillus wentii.