Sekelompok anak siap di depan UKS. Satu persatu mereka masuk ruang UKS lalu ibu guru mengukur tinggi dan berat badan mereka.
 Sesekali terdengar gurauan di antara mereka, namun suasana sungguh sungguh tetap terjaga. Ini bisa dilihat keseriusan masing-masing siswa mencatat hasil pengukuran berat dan tinggi badan di buku masing-masingÂ
Sementara itu, siswa yang sudah diukur tinggi dan berat badannya langsung menuju kelas untuk menuliskan hasilnya di papan tulis.
 Setelah semua siswa kembali ke kelas dan semua hasil dituliskan, guru segera masuk dan mulai mengajak siswa berdiskusi. Ya, hari itu pembelajaran matematika baru saja dimulai.
Pembelajaran matematika kali ini adalah tentang bilangan bulat. Utamanya tentang mengurutkan dan melakukan operasi bilangan bulat.Â
Dalam materi ini siswa kelas tujuh diajak belajar kembali  mengurutkan bilangan dari kecil ke besar atau sebaliknya, dan melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat.
Yang menarik, dalam pembelajaran kali ini guru mencoba mengintegrasikan masalah kesehatan yang berkaitan dengan berat dan tinggi badan, yaitu masalah Indeks Massa Tubuh.
Tentang Indeks Massa TubuhÂ
Indeks Massa Tubuh atau IMT adalah salah satu cara mengetahui berat badan ideal yang diukur berdasarkan berat dan tinggi badan kita.
Dengan mengetahui IMT kita bisa melihat apakah status berat badan kita termasuk normal, kurang, berlebih, atau obesitas.Â
Melalui pengetahuan akan status berat badan ini kita bisa menjaga kesehatan sekaligus mengantisipasi terhadap berbagai macam masalah kesehatan yang mungkin timbul.
Adapun rumus untuk menghitung IMT adalah sebagai berikut:Â
Contoh : seseorang dengan berat badan 95,3 kg dan tinggi 183 cm memiliki
IMT= 95,3 : 1,83x 1,83= 28,5
Hasil perhitungan IMT tersebut lalu kita  bandingkan dengan standar kategori berat tubuh seperti yang sudah ditetapkan WHO.
Menurut WHO, pengelompokkan IMT adalah sebagai berikut:
IMT di bawah 18,5, maka berat badan di bawah normal.
IIMT di antara 18,5 -- 24,9 maka berat badan termasuk normal.
Jika IMT di antara 25 -- 29,9, dikatakan berat badan berlebih.
Jika angka IMT seseorang mencapai 30 atau lebih, maka orang tersebut dikatakan mengalami obesitas.
Dari hitungan di atas berarti orang tersebut mempunyai berat badan berlebih.
Adapun proses pembelajaran matematika dengan mengintegrasikan IMT adalah sebagai berikut:
1. Siswa diminta mengurutkan data berat dan tinggi badan di tabel yang disediakan.Â
2. Siswa diminta menghitung IMT masing-masing dengan menggunakan rumus yang sudah disediakan, lalu mencocokkan hasil hitungan tersebut dengan kategori yang sudah ada. Apakah berat badannya termasuk kurang, normal, berlebih atau obesitas.
3. Siswa diminta membuat komitmen tentang apa yang akan mereka lakukan sehubungan dengan hasil IMT mereka supaya bisa hidup lebih sehat.
Siswa membuat komitmen dengan penuh antusias. Mereka berjanji untuk lebih banyak makan makanan yang bergizi, menyempatkan diri untuk berolah raga, mengurangi jajan dan banyak lagi.
Ya, harapannya setelah pembelajaran matematika ini siswa tidak hanya bisa meningkatkan kompetensi mereka dalam operasi bilangan bulat, namun juga lebih sadar tentang pentingnya melakukan pola hidup sehat untuk kualitas hidup yang lebih baik di masa mendatang.
Semoga bermanfaat dan salam matematika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H