Sore itu selepas sholat Ashar kami duduk- duduk di mushola. Sambil menunggu jam pulang yaitu pukul tiga, kami biasanya ngobrol sebentar. Sambil melepas lelah dan membicarakan keunikan dan tingkah laku anak-anak hari ini.Â
Di sekolah kami biasanya para bapak jamaah di masjid sedangkan ibu-ibu di musholla putri. Jarak ke masjid agak jauh, para ibu memilih musholla putri yang dekat dengan ruang guru. Otomatis yang ngobrol semua ibu guru, jadi suasananya selalu gayeng.Â
"Bu, tahu tidak , saya kemarin dapat WhatsApp dari siswa saya angkatan 2006," kata Bu Sri membuka percakapan.
"Oh ya?" seru kami tertarik. Tahun 2006, tentunya Bu Sri belum mengajar di sekolah kami sekarang. Beliau dimutasi di sekolah kami sejak empat tahun yang lalu.
 Bu Sri adalah senior kami. Orangnya ramah sekaligus rame. Pada anak-anak sangat dekat, namun tetap tegas.Â
Bagaimana tidak dekat, ketika seragam anak -anak jahitannya 'dhedhel' atau rusak, Bu Sri selalu menjadi penyelamat. Â
"Cari pinjaman baju sana," begitu kata beliau pada anak yang bajunya 'dhedhel'.
Biasanya anak tersebut langsung mencari pinjaman baju dan menyerahkan bajunya tadi untuk diperbaiki Bu Sri.
 Oh ya, di sekolah kami biasanya anak-anak yang lulus menyumbangkan bajunya yang layak pakai ke sekolah, barangkali bisa dimanfaatkan untuk adik-adiknya. Jadi stok baju seragam lumayan banyak.