"Ya, siapa yang suka pelajaran matematika sejak SD?" ulang saya.
Kelas sepi. Dan di luar dugaan saya, hanya tiga orang yang angkat tangan.
Saya sempat kaget. Ini jawaban yang paling mengejutkan yang saya terima. Biasanya minimal sepuluh anak dalam kelas saya suka matematika.
"Oh ya? Ada yang bisa memberikan alasan pada saya mengapa matematika itu kurang  menyenangkan?" tanya saya sambil tersenyum.
Beberapa anak angkat tangan, " Rumit, Bu, saya kurang bisa menghitung," "'banyak rumusnya, Bu," "saya tidak memahami rumus dan cara memakainya, Bu.
Benar- benar sebuah tantangan. Tak kenal maka tak sayang. Nah, tugas saya sekarang adalah memperkenalkan kembali matematika dan membuat wajah matematika menjadi lebih ramah di depan anak anak, sehingga pada akhirnya mereka akan cinta matematika.
Selaras dengan ketidaksukaan siswa pada matematika, saya mendapatkan hasil test diagnostik akademik yang begitu rendah. Padahal soal berkisar pada operasi hitung sederhana bilangan bulat.
Skenario pembelajaran langsung banting stir. Pertemuan berikutnya kelas saya ajak mempelajari lagi bagaimana melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat. Disambung dengan pertemuan berikutnya yaitu cerdas cermat
Tentang Cerdas Cermat
Cerdas cermat adalah sebuah lomba atau permainan dimana ada beberapa regu yang diberi pertanyaan, dan regu-regu tersebut berebut menjawab pertanyaan tersebut dengan benar.