Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pondok Ramadhan dan Pondok Kasih, Sebuah Potret Penerapan Moderasi Beragama di Sekolah

1 April 2023   07:57 Diperbarui: 1 April 2023   08:07 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi kasih pada sesama, dokumentasi pribadi Jojo

Sejak diterapkannya Kurikulum Merdeka ada nuansa yang berbeda dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini sering menjadi bahan perbincangan di antara kami para guru.

Hal yang paling terasa adalah bahwa suasana belajar terasa lebih 'longgar'. Belajar tidak terasa seperti dikejar- kejar materi. Akibatnya guru lebih bebas berimprovisasi dan penanaman karakter baik bisa lebih leluasa dilakukan, baik saat pembelajaran biasa maupun pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Dalam tulisan kali ini saya akan bercerita tentang bagaimana praktik baik yang telah dilaksanakan sekolah berkaitan dengan Kurikulum Merdeka. Sebuah praktik baik yang menunjukkan bahwa Merdeka Belajar bisa terlaksana dengan baik jika ada sinergi antara sekolah, keluarga , dan pemerhati pendidikan.

Cerita kali ini adalah tentang praktik baik penerapan moderasi beragama di sekolah yang dilakukan di bulan Ramadhan.  Sebuah praktik baik yang pelaksanaannya mendapatkan dukungan orang tua dan pemerhati pendidikan yang dalam hal ini adalah Ma'had UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Tentang Moderasi Beragama dan Kurikulum Merdeka

Moderasi berasal dari kata moderatio yang artinya tengah-tengah, tidak lebih juga tidak kurang. Jadi moderasi beragama adalah cara pandang dalam mengamalkan ajaran agama secara moderat yakni tidak ekstrim.

Penerapan moderasi beragama di sekolah  merupakan satu upaya  untuk menumbuhkan sikap toleransi dalam diri siswa sehingga pada akhirnya akan terwujud Tri-Kerukunan Umat Agama di Indonesia, yakni kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah.

Dalam Kurikulum Merdeka salah satu tujuan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti  membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan, sehingga dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan, persaudaraan seagama, dan juga persaudaraan sebangsa serta senegara dengan segenap kebinekaan agama, suku, dan budayanya.

Hal yang selaras dengan apa yang ingin dicapai oleh pelaksanaan moderasi beragama.

Baca juga: Di Makam Bapak

Tentang Pondok Ramadhan dan Pondok Kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun