Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berikut Berbagai Alasan yang Membuat Guru Harus Selalu Berinovasi

30 November 2022   17:00 Diperbarui: 1 Desember 2022   20:50 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kadinas memberikan apresiasi pada guru penulis,  dokumentasi pribadi Utien

Dalam tulisan kali ini,  saya akan bercerita tentang pengalaman mengikuti simposium bersama di aula tugu Malang.

Pengalaman yang sangat menarik. Sesama guru dari TK sampai dengan SMA/SMK bisa sharing ilmu dan berdiskusi tentang inovasi pembelajaran yang sudah dilakukan dalam suasana yang hangat dan akrab.  

******
Pagi itu suasana Aula Tugu Malang lebih ramai dari biasanya.  Guru-guru dari berbagai sekolah datang dengan berseragam PGRI.  Ya,  sebagai salah satu rangkaian peringatan HUT PGRI ke 77 dan Hari Guru Nasional  diadakan Simposium Bersama dan pameran dari karya inovasi guru-guru se kota Malang. 

Kadinas memberikan apresiasi pada guru penulis,  dokumentasi pribadi Utien
Kadinas memberikan apresiasi pada guru penulis,  dokumentasi pribadi Utien

Karya para guru bisa berupa PTK,  best practice atau buku. 

Acara dibuka oleh Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang sekitar pukul 09.00. Sesudahnya Bapak Kadinas meninjau pameran buku hasil karya para guru dan sebagai wujud apresiasi, para guru penulis diajak berbincang satu persatu. 

Sekitar pukul setengah sebelas acara simposium pun dimulai.  Oh ya,  ada 250 peserta, 30 pemateri dan 40 penulis yang hadir hari itu mulai dari tingkat TK,  SD,  SMP juga SMA/SMK.

Pelaksanaan simposium dibagi dalam ruang- ruang.  Kami guru SMP dijadikan satu dengan guru TK,  sementara guru SD dan SMA/SMK di ruang yang lain. 

Simposium berjalan begitu gayeng.   Inovasi para guru sangat menarik.  Beberapa  yang sempat saya catat adalah Matematika Laba-laba, sebuah cara mengajarkan matematika di TK, Penggunaan Barcode untuk Presensi Sholat Dhuhur Siswa di Sekolah, sedangkan saya memaparkan tentang Penggunaan Kartu Pipolondo untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Siswa. 

Dalam Matematika Laba-Laba, guru memaparkan bagaimana mengajak siswa TK belajar berhitung dengan menggunakan boneka laba-laba.  Sangat menarik, hanya sayang saya tidak sempat memotretnya.

Dalam Penggunaan Barcode untuk Presensi Sholat Dhuhur Siswa di Sekolah, guru agama Islam memaparkan penggunaan barcode dalam presensi sholat Dhuhur di sekolah.  

Aha,  sebuah inovasi menarik.  Pembiasaan sholat Dhuhur berjamaah kiranya perlu ditekankan pada siswa. Di usia SMP pembiasaan perlu sedikit 'dipaksa' dengan harapan seiring dengan perkembangan siswa,  mereka nantinya akan merasakan ibadah sebagai sebuah kebutuhan.  

Paparan tentang Pipolondo,  dokumentasi pribadi Utien
Paparan tentang Pipolondo,  dokumentasi pribadi Utien

Sementara paparan saya tentang penggunaan kartu pipolondo sebenarnya sudah pernah saya tulis di Kompasiana dengan link https://www.kompasiana.com/yuli91129/6065a693d541df2fc12952b2/dengan-kartu-pipolondo-mereka-belajar-operasi-hitung-matematika?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Mobile
hanya bentuknya diubah menjadi best practice. 

Pipolondo yang berasal dari kata Ping,  Poro,  Lan,  Sudo memancing rasa ingin tahu peserta simposium sejak awal.  Ya,  kata kata itu saya ambil dari bahasa Jawa yang berarti perkalian,  pembagian,  penjumlahan dan pengurangan dan banyak di antara peserta yang baru kenal istilah itu. 

Tanya jawab mengalir dengan semangat berbagi ilmu.  Kami berusaha sharing barangkali ada hal hal baik yang sudah diterapkan di satu sekolah bisa diadaptasi lalu diterapkan di sekolah kami.   

Suasana simposium, dokumentasi pribadi Utin
Suasana simposium, dokumentasi pribadi Utin

Sebenarnya mengapa guru harus selalu berinovasi? 

Di samping tuntutan profesi, ada beberapa alasan yang membuat guru harus berinovasi,  di antaranya adalah : 

1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terus berkembang.
Perkembangan ilmu dan teknologi yang demikian pesat menimbulkan banyak perubahan dalam kehidupan.  Baik itu yang positif maupun negatif.  

Tentunya dibutuhkan juga pembelajaran di sekolah yang bisa memberikan kecakapan pada siswa untuk dapat memecahkan berbagai masalah dalam hidup juga menggunakan tekologi secara bijak. 

2. Perubahan Kurikulum
Secara berkala kurikulum selalu berganti.  Tentu saja karena kehidupan sosial banyak berubah dan tuntutan zamanpun berubah.  Hal tersebut mengakibatkan sekolah harus melakukan proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang ada sehingga menghasilkan output sesuai tuntutan masyarakat dan dunia kerja. 

3.Mengembangkan rasa ingin tahu dan semangat belajar pada siswa.   Pembelajaran yang  inovatif  bisa mewadahi rasa ingin tahu siswa sehingga mereka akan lebih semangat untuk belajar dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. 

Ya, zaman yang selalu berubah menuntut guru selalu berinovasi.  Dengan inovasi diharapkan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus bermakna tercipta di dalam kelas, sehingga siswa bisa merasakan indahnya belajar, serta merasakan belajar sebagai sebuah kebutuhan dalam hidup mereka. 

Saling bertukar praktik baik di antara para guru,  memaparkan hasil inovasi akan memberi semangat pada guru yang lain untuk melakukan hal serupa sehingga berimbas pada terciptanya suasana belajar di sekolah yang lebih menyenangkan dan dinamis.

Salam Edukasi..:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun