siswa .
Topik pilihan Kompasiana kali ini sangat menarik bagi saya, tentang PR. Tentu saja karena keseharian saya banyak berkutat dengan PR dan tugas-tugasPR adalah pekerjaan atau tugas yang diberikan guru kepada siswa agar diselesaikan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Ada banyak tujuan guru untuk memberikan PR. Namun sayangnya kadang tujuan tersebut tidak selaras dengan yang dirasakan siswa atau orang tua. Beberapa di antara siswa merasa terbebani dengan PR yang dirasa terlalu banyak.
Izinkan dalam tulisan ini saya sejenak bercerita tentang masa lalu. Tepatnya saat saya masih duduk di bangku SMP.Â
Saat SMP guru matematika saya selalu memberikan PR di akhir pelajaran. Padahal waktu itu saya mendapatkan pelajaran matematika dalam satu minggu lima jam. Dua jam untuk aljabar, dua jam geometri dan satu jam aritmetika. Bisa dibayangkan untuk matematika saja ada tiga macam PR yang harus disiapkan dalam satu minggu.
Buku yang kami pakai adalah yang seperti pada gambar. Saya ingat di akhir setiap bahasan ada latihan soal. Tiap latihan terbagi menjadi dua yaitu A dan B. Latihan A lebih mudah daripada latihan B. Jadi untuk menuju ke latihan B latihan A harus dituntaskan lebih dahulu.
Tiap latihan terdiri atas rata-rata 10-15 soal. Dan biasanya latihan bagian A yang bisa kami tuntaskan dan akhirnya yang B untuk PR. Berapa nomor? 10-15 soal.Â
PR selalu diberikan oleh guru saya dengan harapan kami semua bisa terus berlatih untuk meningkatkan kemampuan memecahkan soal matematika.
Jika ada kesulitan dalam mengerjakan PR biasanya beberapa di antara kami janjian untuk mengerjakan PR sepulang sekolah di perpustakaan atau mampir ke rumah teman. Ya, zaman itu belum banyak bimbel atau guru les.
Lalu bagaimana dengan mata pelajaran lain? Sama. Selalu ada PR yang harus dikerjakan dan dikumpulkan di pertemuan berikutnya. Jika dalam satu hari ada tiga mata pelajaran berarti harus ada tiga PR yang kami siapkan. Lumayan sekali bukan?
Nah, bagaimana siasatnya agar tidak terlalu berat? Bereskan PR hari itu juga, itu siasat kami saat itu. Jadi untuk pelajaran esok hari kami tidak ada tanggungan karena PR sudah dikerjakan seminggu sebelumnya.