Tombo ati iku limo perkarane
Moco Qur'an angen-angen sak maknane...
Suara merdu diiringi dentingan gitar membuat suasana pagi di bus hari itu terasa lebih menyenangkan.
Di H+2 lebaran saya berangkat menuju rumah adik di Mojosari. Â Ya, Â sudah dua tahun lebih kami tidak bertemu. Â Mumpung ada kelonggaran untuk bepergian ke luar kota di tahun ini, Â kami manfaatkan sebaik-baiknya untuk bertemu. Â
Beberapa kali adik menyampaikan pesan lewat wa, " Sampeyan kapan ke rumah? "
"Insya Allah, Â kalau longgar, " selalu itu jawaban saya. Â Dan Alhamdulillah, Â kelonggaran itu diberikan Allah di H+2 lebaran.
Dari rumah, kami naik grab car menuju terminal Arjosari. Â Suasana jalan tidak terlalu ramai. Â Beberapa kendaraan menuju arah terminal melintas dengan lancar.
 Sebaliknya yang menuju kota Malang kendaraan padat merayap. Rupanya hari itu bersamaan dengan mulainya arus balik ke kota Malang.
Suasana terminal Arjosari tidak begitu ramai. Â Kami mendapatkan bus di depan pintu terminal. Â Sengaja kami memilih bus biasa karena di bus geliat kehidupan berbagai lapisan begitu terasa. Â Mulai dari pedagang asongan yang menjual aneka minuman, Â tahu Sumedang, Â kacang dan berbagai macam kue, juga pengamen yang bergantian keluar masuk bus.
Pukul setengah sepuluh bus berangkat. Semua pedagang dan pengamen turun, Â dan buspun meninggalkan terminal Arjosari.
Jalanan mulai ramai, satu demi satu penumpang masuk bus dan sampai Singosari penumpang benar-benar penuh, Â bahkan banyak yang berdiri. Â
Ramainya penumpang tak menghalangi pedagang yang keluar masuk bus. Biasanya mereka mencegat di jalan -jalan tertentu, Â naik, Â menawarkan dagangan, Â lalu turun lagi.