Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hampir Pingsan dan Batal Puasa Gara-Gara Belanja Baju Lebaran

16 April 2022   21:45 Diperbarui: 17 April 2022   04:04 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belanja baju lebaran,  sumber gambar: Kompas.com

Berbicara masalah baju lebaran tiba-tiba mengingatkan saya pada peristiwa bertahun yang lalu. Ketika itu saya dan anak perempuan saya belanja ke Pasar Besar untuk membeli keperluan lebaran.

Meski anak perempuan saya sudah besar (SMA),  tapi ketiga adiknya masih kecil.  Karena itu  kehadiran baju baru saat lebaran seolah wajib.  Ya,  karena semua anak kecil di kampung memakai baju baru untuk lebaran

Kami berbelanja ke Pasar Besar H-4 lebaran. Habis Dhuhur kami berangkat naik becak, dengan harapan Ashar sudah balik ke rumah untuk memasak buat persiapan buka puasa.

Bisa dibayangkan betapa ramainya suasana pasar.  Toko baju dan sepatu dipadati pengunjung saat itu dan mayoritas adalah wanita dan anak-anak.

Di toko pertama baju koko untuk tiga anak laki- laki sudah kami dapatkan.  Tinggal baju untuk si sulung.  Nah, karena anak perempuan, proses memilih baju jadi agak panjang.  

Setelah berputar-putar di toko pertama,  kami belum mendapatkan baju yang cocok.  Pindahlah kami ke toko kedua.  Kondisi toko yang demikian ramai tidak menyurutkan tekad anak saya untuk mencari baju sesuai keinginannya.

Alhasil di toko kedua baju yang diinginkan tidak ditemukan. Kurang cocok modelnya.  Kami pindah ke lantai 2 Pasar Besar.  Setelah berputar- putar (lagi)  akhirnya bajupun didapatkan.  Saat itu jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore.

"Wes,  langsung pulang saja,  Nduk, " kata saya sambil memanggil becak.  
"Lho,  'kan belum beli bahan kue? " tanya anak saya.
"Besok sajalah,  sudah sore..,  belum masak lagi.., " jawab saya.
Anak saya bersikeras membeli bahan kue,  karena katanya besok pagi ia akan mempraktekkan resep baru.
Baiklah,  pikir saya.  Mumpung keluar, biar besok tidak diajak keluar lagi.

Kamipun mampir membeli bahan kue tapi di toko yang lokasinya tidak jauh dari rumah.  Ah, ternyata di toko itu antri pula.  
Tiba- tiba saya melihat wajah anak saya tampak pucat.  Tangannya yang dingin memegang tangan saya erat.
"Buk,  aku kok pusing dan lemes ya., " bisiknya.  

Tiba-tiba ia jongkok,  katanya badannya lemas.  Tangannya semakin dingin dan berkeringat.  Tanpa pikir panjang saya memanggil becak dan segera menggandengnya pelan pelan naik becak.  Dalam perjalanan pulang pucatnya sedikit berkurang tapi masih tampak lemas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun