Salam matematika sahabat Kompasiana.. Saya mengawali tulisan kali ini dengan dua contoh peristiwa berikut. Peristiwa yang sederhana tapi sangat menarik bagi saya.
Contoh 1:
Suatu saat dalam sebuah acara hajatan saya ikut membantu-bantu di dapur. Saat itu yang punya hajat adalah tetangga juga saudara dengan acara syukuran walimahan.
Saya bertugas menyiapkan hidangan untuk tamu dengan dibantu seorang keponakan yang duduk di kelas lima SD.
Di meja dapur yang lumayan besar piring berisi soto komplit sudah ditata rapi menjadi 5 baris dengan tiap baris berisi 11 piring.
"Nduk, tolong dihitungkan ada berapa piring. Kita mengundang 75 orang, " kata saya pada sang keponakan sambil terus membuat racikan nasi soto.
Keponakan saya dengan cekatan menghitung piring satu persatu dan menghitung mulai dari satu, dua, tiga dst sampai dengan lima puluh lima.
"Lima puluh lima Bude, " katanya puas.
"Pintar, kok dihitung satu satu? Tidak dikali saja? " tanya saya sambil tersenyum.
"Dikali? " tanyanya heran.
"Iya, itu kan ada lima baris dan tiap baris berisi 11 piring, jadi 5x 11=55,"
"Oh iya ya Bude.., " kata keponakan saya sambil tertawa.
Contoh 2:
Suatu ketika saat penyelenggaraan PTS saya akan membagikan kertas buram di kelas. Saya minta bantuan salah seorang siswa untuk menghitung temannya yang masuk.
Siswa segera berdiri dan menghitung dari satu sampai 29 ( ada 3 siswa tidak masuk saat itu).
"Terima kasih ya, tolong ini dibagikan.., " kata saya sambil menyodorkan 29 lembar kertas CD untuk dibagikan pada teman-temannya.
Apa hubungan kedua contoh tersebut dengan judul? Ada.. Mari kita lanjutkan.
Tentang ujian praktik Matematika