Pagi itu di kelas sembilan bu guru ingin mendiskusikan PR yang diberikan minggu kemarin. Ada satu soal yang harus dikerjakan, yaitu carilah nilai x sehingga x^2 -x -2 = 0 menjadi kalimat yang benar. Soal untuk mengawali materi menyelesaikan persamaan kuadrat.
"Siapa mau mengerjakan ke depan?" tanya Bu guru.
Anak-anak diam sambil membolak-balik buku pekerjaan masing-masing.
"Ahmad?" tanya bu guru.
Dengan ragu Ahmad maju ke depan lalu menuliskan jawabannya yang begitu runtut dari buku pekerjaannya.
x^2 -x -2 = 0
(x-2)(x+1) = 0
x-2 = 0 atau x+1 = 0
x = 2 atau x = -1
Himpunan selesaiannya adalah {-1,2}
Bu guru tersenyum.
Kelas belum belajar tentang menyelesaikan persamaan kuadrat dengan pemfaktoran tapi Ahmad bisa menyelesaikan soal secara detail.
Perkiraan bu guru siswa akan mengerjakan dengan cara coba-coba sebagai berikut:
Jika x =2, maka diperoleh 2^2 -2-2 =0
Jika x = 1, maka diperoleh 1^2 -1-2 =-4
Jika x = 0, maka diperoleh 0^2 -0-2 = -2
Jika x = -1 , maka diperoleh (-1)^2+1-2 =0
Karena hasil nol diperoleh jika x =2 atau x =-1, maka selesaiannya adalah {2,-1}.
Dari cara coba-coba yang agak panjang, bu guru akan mengarahkan pembelajaran menuju cara yang lebih singkat yaitu pemfaktoran.
"Bagus anak-anak, bisa memahami pekerjaan Ahmad?" komentar bu guru ketika Ahmad kembali duduk.
Anak-anak diam. Salah satu anak dengan menahan senyum langsung angkat tangan.
"Jawaban saya persis Ahmad Bu, saya pakai aplikasi," katanya jujur disusul dengan tawa siswa yang lain, tak terkecuali Ahmad.
"Ahmad juga pakai aplikasi?" tanya bu guru sambil tersenyum pada Ahmad.
"Benar Bu," kali ini jawaban Ahmad membuat semua siswa tertawa.
***
Ya, aplikasi untuk belajar matematika bukan barang asing lagi bagi siswa. Lewat aplikasi siswa bisa mencari informasi, belajar, berlatih, atau bahkan mencari jawaban dari sebuah soal matematika.
Tidak bisa dimungkiri banyak siswa beranggapan matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Karenanya kehadiran aplikasi matematika sangat bermanfaat bagi siswa baik untuk belajar sendiri atau mengerjakan tugas. Utamanya di masa pandemi, di mana pembelajaran maupun ulangan banyak dilakukan secara daring.
Ada banyak aplikasi belajar matematika di android. Ada yang cocok untuk siswa SD, SMP, SMA bahkan mahasiswa. Ada aplikasi yang bisa untuk belajar hitungan-hitungan sederhana (kali, bagi, tambah, kurang), aplikasi yang berisi berbagai macam rumus, bahkan aplikasi yang bisa menjawab soal-soal rumit semacam kalkulus.
Cara mendapatkan aplikasi pun mudah. Salah satunya tinggal buka Playstore lalu ketik matematika, maka dalam waktu singkat berbagai macam aplikasi langsung muncul. Ada yang berbayar ada pula yang tidak. Tinggal pilih, download lalu jalankan.
Yang disediakan aplikasi bisa bermacam-macam. Ada yang menyediakan informasi, game, dan latihan, juga yang memberi jawaban dari sebuah soal. Bahkan ada yang bisa memberikan jawaban runtut hanya dengan scan soal saja seperti Photomath. Soal yang discan bisa berupa ketikan atau tulisan tangan. Hmm, canggih sekali bukan?
Meskipun aplikasi matematika sangat menolong siswa dalam pengerjaan tugas-tugasnya, namun siswa perlu bijak dalam penggunaannya.
Ada beberapa tips agar aplikasi bisa memberikan manfaat yang maksimal:
1. Tetap pahami konsep matematika sehingga langkah penyelesaian yang keluar dari aplikasi bisa dimengerti.
2. Sebaiknya lebih banyak digunakan untuk konfirmasi daripada mencari solusi.
Jika digunakan untuk konfirmasi, berarti siswa mengerjakan soal dulu, baru mengecek hasilnya dengan aplikasi. Tapi jika langsung dipakai sebagai pencari solusi berarti siswa hanya menyalin jawaban, tanpa mencoba terlebih dahulu.
3. Untuk siswa yang lebih kecil misal usia SD sebaiknya penggunaan aplikasi untuk latihan tetap didampingi orangtua sehingga bisa diketahui sampai seberapa kemajuan yang diperoleh.
Aplikasi matematika lebih banyak digunakan untuk menghitung. Jadi untuk soal-soal yang memerlukan analisis seperti soal cerita, aplikasi tidak bisa digunakan kecuali jika siswa sudah bisa menentukan model matematikanya.
Maraknya penggunaan aplikasi matematika di kalangan siswa adalah tantangan bagi bapak/ibu guru agar lebih kreatif dalam memberikan tugas. Sebaiknya tugas matematika yang diberikan pada siswa tidak sekadar meminta siswa untuk menghitung, tapi juga bernalar, berkreasi dan berkolaborasi sehingga soal tidak bisa diselesaikan oleh aplikasi saja.
Akhirnya setiap kemajuan teknologi selalu berdampak positif dan negatif.
Penggunaan aplikasi secara tepat membuat belajar matematika terasa menyenangkan sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam bermatematika.
Sebaliknya penggunaan yang kurang tepat, aplikasi akan membuat siswa semakin tidak bisa matematika karena mereka akan semakin malas.
Ya, tinggal scan soal dan salin jawaban, bahkan kadang tanpa mengetahui maksudnya. Persis seperti cerita yang terjadi pada Ahmad di atas.
Semoga bermanfaat dan salam matematika :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H