Ada beberapa tips agar aplikasi bisa memberikan manfaat yang maksimal:
1. Tetap pahami konsep matematika sehingga langkah penyelesaian yang keluar dari aplikasi bisa dimengerti.
2. Sebaiknya lebih banyak digunakan untuk konfirmasi daripada mencari solusi.
Jika digunakan untuk konfirmasi, berarti siswa mengerjakan soal dulu, baru mengecek hasilnya dengan aplikasi. Tapi jika langsung dipakai sebagai pencari solusi berarti siswa hanya menyalin jawaban, tanpa mencoba terlebih dahulu.
3. Untuk siswa yang lebih kecil misal usia SD sebaiknya penggunaan aplikasi untuk latihan tetap didampingi orangtua sehingga bisa diketahui sampai seberapa kemajuan yang diperoleh.
Aplikasi matematika lebih banyak digunakan untuk menghitung. Jadi untuk soal-soal yang memerlukan analisis seperti soal cerita, aplikasi tidak bisa digunakan kecuali jika siswa sudah bisa menentukan model matematikanya.
Maraknya penggunaan aplikasi matematika di kalangan siswa adalah tantangan bagi bapak/ibu guru agar lebih kreatif dalam memberikan tugas. Sebaiknya tugas matematika yang diberikan pada siswa tidak sekadar meminta siswa untuk menghitung, tapi juga bernalar, berkreasi dan berkolaborasi sehingga soal tidak bisa diselesaikan oleh aplikasi saja.
Akhirnya setiap kemajuan teknologi selalu berdampak positif dan negatif.
Penggunaan aplikasi secara tepat membuat belajar matematika terasa menyenangkan sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam bermatematika.
Sebaliknya penggunaan yang kurang tepat, aplikasi akan membuat siswa semakin tidak bisa matematika karena mereka akan semakin malas.
Ya, tinggal scan soal dan salin jawaban, bahkan kadang tanpa mengetahui maksudnya. Persis seperti cerita yang terjadi pada Ahmad di atas.