Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dan Home Visit pun Dilaksanakan Hari Itu

28 November 2021   20:55 Diperbarui: 28 November 2021   21:00 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dekoruma

Sejak saat itu Adib masuk tiap hari.  Beres,  Bu Ana begitu lega.  Satu masalah mengganjal sudah teratasi.  

Namun sayangnya hal tersebut tak berlangsung lama.  Adib kembali tidak masuk dengan alasan yang tidak jelas.
Sudah tiga hari baik orang tuanya maupun Adib tidak bisa dihubungi.  Bu Ana mulai jengkel.

"Kita home visit ya, Bu?" kata Bu Ana tatkala berdiskusi dengan Bu Fifi,  guru BK yang menjadi partner nya.
Bu Fifi setuju.  Untuk siswa yang agak 'bandel ' seperti Adib memang perlu di home visit supaya sekolah bisa tahu kondisi keluarga atau lingkungan sekitarnya yang barangkali ikut andil membuatnya menjadi malas.

"Jum'at ya Bu?  Saya buatkan surat pernyataan dulu, " kata Bu Fifi.  
Bu Ana setuju.  Surat pernyataan yang dimaksud adalah surat kesediaan orang tua untuk mengawasi puteranya dalam mentaati aturan sekolah, jika siswa tetap tidak mentaati aturan maka ada sanksi tertentu dari pihak sekolah.  

Surat pernyataan biasanya dibuat ketika siswa melanggar aturan dan sudah beberapa kali diingatkan tapi tetap membandel.

Jumat berarti dua hari lagi.  
"Baik,  dua hari lagi kira kira jam 10 ya? " tegas Bu Ana.  

Bu Fifi mengangguk.  Sepakat. Dua guru muda yang begitu semangat itu berjanji akan melaksanakan home visit ke rumah Adib hari Jumat pukul 10.00.

Kamis menjelang duhur gempita perayaan Hari Guru masih terasa. Beberapa bapak dan ibu guru mengobrol di ruang guru sementara yang lain asyik di depan laptop mempersiapkan pembelajaran.  

Bu Ana yang sedang asyik menatap laptopnya segera menghentikan pekerjaannya ketika Bu Is tiba-tiba berdiri di sampingnya.
" Bu Ana,  Adib sudah tidak ada.., " kata Bu Is.
"Tidak ada,  maksudnya tidak masuk lagi hari ini? " tanya Bu Ana. Ada rasa gemas dalam nada suaranya.
Bu Is menggeleng.
"Bukan Bu,  tidak ada  maksudnya meninggal.  Barusan ada kabar dari siswa saya yang rumahnya berdekatan, ternyata tiga hari kemarin anaknya sakit..," kata Bu Is lirih.  

Dunia serasa berhenti berputar.  Kabar yang begitu mengejutkan. Seperti baru kemarin Bu Ana mengajak berbicara Adib di perpustakaan dan sedikit 'memarahinya' karena sering tidak masuk.  Masih tampak jelas terbayang Adib yang menundukkan wajahnya dan sama sekali tak berani menatap wajah Bu Ana.  
"Saya akan berjanji lebih rajin,  Bu, " katanya saat itu.

Adib yang pendiam tampak agak pucat, mungkin juga karena Adib merasa takut karena sudah melakukan banyak kesalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun