guru yang memberikan kesan pada diri kita. Misal karena keramahannya, kelembutannya, kedisiplinannya bahkan ke'galak'annya. Berikut adalah kisah tentang satu guru saya yang termasuk galak dan membuat takut pada kami para siswanya. Tapi ternyata di balik kegalakannya ada pelajaran berharga dan hikmah yang bisa dipetik di kemudian hari.
Masa sekolah selalu menyimpan banyak cerita. Ketika sekolah pasti ada******.
Bel panjang berbunyi menunjukkan datangnya saat istirahat. Kami menghela napas lega. Selesai sudah dua jam pelajaran matematika.
Bu Milah menata buku- buku besar di hadapannya lalu memandang kami.
"Ya, siapkan! "
Tanpa senyum, selalu seperti itu.
Tanpa banyak kata ketua kelas memberikan komando dengan lantang, dan kami serempak mengikutinya.
Selesai mengucap salam, Bu Milah meninggalkan kelas, dan kamipun bertebaran ke luar kelas untuk memanfaatkan waktu istirahat yang hanya dua puluh menit.
Bu Milah adalah satu guru kami yang sangat disiplin. Tegas dalam menegakkan aturan dan tidak segan-segan menegur kami yang melanggar. Karena sikapnya yang seperti itu kami anak anak SMP menafsirkannya sebagai kereng, galak bahkan jahat.
Nomor kode Bu Milah adalah 13. Lengkap sudah. Angka menakutkan untuk guru galak, pikir kami saat itu.
Bu Milah selalu mendapat jam pertama di kelas kami. Mungkin karena beliau mengajar matematika jadi diletakkan di jam-jam awal saat pikiran masih segar.
Senin jam pertama sesudah upacara bendera adalah saat bertemu Bu Milah. Ya, karena beliau juga walikelas kami , saat itu juga dimanfaatkan untuk pembinaan wali kelas. Biasanya pembinaan berisi bagaimana belajar yang baik, mengatur waktu dengan benar dan yang paling banyak adalah tentang disiplin.
Bu Milah paling tidak suka jika kami datang terlambat, apapun alasannya. Juga pada siswa yang tidak masuk tanpa keterangan. Itu akan beliau usut sampai tuntas.
Pernah ada teman yang sedikit- sedikit tidak masuk sekolah. Melihat hal tersebut Bu Milah langsung melakukan home visit, dan hasilnya keesokan harinya teman saya langsung rajin masuk tiap hari. Tidak pernah membolos lagi sampai naik kelas dua.