Pagi bulan November selalu datang dengan hawanya yang sejuk. Â Hujan semalam menyisakan titik-titik air di atas dedaunan. Hari masih belum menunjukkan pukul setengah tujuh, tapi lapangan sekolah sudah dipenuhi siswa yang saat itu harus PTM juga para guru. Hari ini 25 November adalah peringatan Hari Guru Nasional.
Tidak seperti tahun lalu, tahun ini peringatan Hari Guru Nasional ditandai dengan acara apel singkat di lapangan sekolah. Akhir acara diramaikan dengan pagelaran musik angklung yang membawakan lagu Hymne Guru.
Pagelaran yang dilakukan guru di hadapan siswa ini mendapatkan applause yang meriah. Ya, baru satu minggu kami belajar tapi lagu Hymne Guru sudah bisa disajikan secara apik. Sebuah bukti nyata bahwa belajar tak mengenal usia dan kesungguhan akan memberikan hasil nyata di belakangnya.
Sekilas Tentang Hari Guru Nasional
Sejarah Hari Guru tidak lepas dari hari lahirnya PGRI. Berawal dari berdirinya Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB ) tahun 1912 yang kemudian berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia tahun 1932. Perubahan yang benar-benar mengejutkan pemerintah Hindia Belanda karena nama Indonesia kurang disukai saat itu.
Pada masa penjajahan Jepang PGI tidak dapat melaksanakan kegiatannya karena penjajah Jepang begitu represif.
Kira-kira seratus hari sesudah Proklamasi tepatnya tanggal 24-25 November 1945 diadakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta .Â
Pada tanggal 25 November 1945 inilah, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan dan dengan Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994 pemerintah menetapkan hari lahirnya PGRI sebagai Hari Guru Nasional.
Tantangan Guru di Era Pandemi
Guru adalah sebuah profesi yang menuntut pelakunya untuk selalu belajar dan belajar. Bagaimana bisa kita meminta siswa untuk belajar jika guru tidak mau belajar?Â