Siang terasa begitu panas. Keluar dari musholla tiba-tiba seorang teman menyapa saya sambil membuka perbekalan.
"Ayo Bu, dicicipi.. Saya tadi bawa rujak manis." katanya.
Tupperware dibuka dan tampak irisan berbagai macam buah dan bumbu rujak manis yang terbuat dari gula merah, kacang tanah, asam dan cabe. Hmmm, belum dimakan sudah terbayang kesegarannya.
Tanpa diajak dua kali saya segera ikut mencicipi. Ada buah mentimun, nenas, dan mangga muda (pencit).
Melihat saya hanya makan mentimun dan nenas teman saya langsung berkomentar.
"Kok pencitnya tidak dicoba?"
Saya langsung menggeleng. Dari dulu saya tidak suka pencit. Masamnya itu, haduuuh, tidak kuat rasanya.
Teman saya segera membuka tupperware berukuran kecil dan tampak buah berwarna merah agak oranye dengan ukuran kira-kira sedikit lebih kecil dari ukuran kelereng. Bentuknya lonjong menyerupai melinjo.
"Coba Ibu makan ini dulu, lalu makan pencitnya, " katanya sambil tersenyum.
Dengan ragu saya mengambil buah itu satu, lalu saya makan. Ada sedikit rasa manis dan sepat. Sesudah habis satu, setengah dipaksa saya diminta mencoba makan pencit.Â
"Ayo dicoba. rasanya pasti beda," kata teman saya meyakinkan.
Dengan ragu-ragu saya mengambil seiris pencit, tanpa bumbu rujak manis dan saya makan.