Sore itu sebuah pesan WhatsApp dari siswa masuk di HP saya.Â
"Assalamualaikum bu, saya Nina kelas 9.2. Mohon maaf saya besok tidak bisa mengikuti Zoom karena HP saya masih diservis."
"Waalaikumsalam wr wb. Lha ini HP siapa?" Tanya saya.
"HP ayah saya, HP lama bu. Tidak bisa dipakai untuk Zoom," jawab Nina.
Nina adalah siswa yang baru naik kelas 9 dan kebetulan saya wali kelasnya.
Dalam kegiatan awal tahun pelajaran di era pandemi ini, tiap wali kelas diminta untuk mengadakan pembelajaran via Zoom dengan para siswanya supaya bisa lebih saling mengenal.
Begitu mendapatkan pesan tersebut, saya segera menghubungi BK dan wali kelas Nina saat kelas 8 untuk mendapatkan data tentang Nina.
BK menyampaikan bahwa Nina adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Ibunya di rumah, sementara ayahnya berjualan ikan di pasar. Jumlah HP di rumah ada dua; milik Nina dan ayahnya.Â
Wali kelas 8 menyampaikan bahwa di tahun pelajaran kemarin Nina sering izin tidak ikut pembelajaran karena HP-nya rusak. HP ayahnya tidak support untuk mengikuti pembelajaran sekolah.
Berbeda dengan Nina, Rania dan Desta mempunya masalah sendiri.
Rania adalah anak sulung dari dua bersaudara. Adiknya masih duduk di SD, sementara Rania kelas 9. Dalam mengikuti pembelajaran Rania sering terlambat bahkan tidak masuk.Â