Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah tentang Air dalam Sebuah Botol Beling

8 Maret 2021   20:58 Diperbarui: 8 Maret 2021   21:38 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: IG Effendyyusa

Aku duduk di sebelah ibuk dengan hati deg-degan. Suara bandul jam hitam besar di sudut ruangan membuat perasaanku semakin tercekam. Tik... Tik... Tik... Tik... Kulihat jarum jam yang pendek menunjukkan angka empat yang panjang di angka lima. Janjinya pukul setengah lima Pak Rusdi akan menemui kami .

Pak Rusdi adalah orang pintar di kampungku.  Tahu kan artinya orang pintar?  Beliau bisa melihat hal-hal tak kasat mata.  Bisa pula memecahkan masalah dengan cara yang tak biasa.  Bukan rahasia jika ada warga yang sedang dirundung masalah pasti larinya ke Pak Rusdi.  Bu Menik tetanggaku pernah kehilangan kucing . Kucing anggora cantik berwarna putih dengan ekor menjuntai.  Berhari-hari Bu Menik menangis.  Di samping harganya mahal,  kucing itu adalah binatang kesayangannya. Aku sering melihat Bu Menik membaca buku di teras dengan membelai-belai kucing itu di pangkuannya. 

Melihat kesedihan Bu Menik, tetangga menyarankan supaya minta tolong pada Pak Rusdi.  Sore hari dengan diantar salah seorang tetangga Bu Menik ke rumah Pak Rusdi. Setelah diberi semacam bungkusan kecil berwarna putih merekapun pulang.

Keajaiban terjadi. Esok hari tiba-tiba kucing itu sudah tidur di keset depan pintu rumah tuannya.  Bu Menik sampai menangis saking bahagianya. Untuk merayakan kebahagiaannya,  hari itu juga Bu Menik membeli jajan pasar lalu dibagi-bagikan pada tetangga sebagai syukuran.

Saat mengantar jajan pasar tentu saja Bu Menik sambil menggendong kucing manja itu.  Di setiap rumah Bu Menik menceritakan kesedihannya saat kucingnya hilang dan betapa bahagianya ketika kucingnya balik ke rumah.  Tentunya ditambahi bumbu mimpi atau pertanda sebelum kucingnya ketemu.

Ibukku juga pernah minta tolong Pak Rusdi.  Sejak setahun yang lalu ibuk membuka warung pecel di depan rumah.  Entah kenapa warung kami selalu kalah bersaing dengan warung Mak Ijah tetangga kami.  Padahal masakan ibuk jauh lebih enak.  Itu diakui oleh para tetangga (tiap ada tetangga punya acara,  ibukku selalu mendapat tugas memasak).

Kata tetangga ibuk harus 'berusaha' supaya warung kami laris.  Tak perlu menunggu lama,  malam itu ibuk minta kuantar ke Pak Rusdi.  Sama dengan cerita Bu Menik,  kami diberi bungkusan kecil putih yang harus selalu diletakkan di laci tempat uang.  Ketika aku bertanya pada ibuk isinya apa? Ibuk melotot ke arahku sambil berkata,  "Hush! "

Jawaban itu sudah cukup untuk membendung semua rasa ingin tahuku.  Yang jelas sejak itu usaha warung ibuk menjadi lancar.  Pembeli selalu datang silih berganti.

Nah,  pembaca ingin tahu kenapa kami sekarang membutuhkan jasa Pak Rusdi lagi?  Kali ini diriku yang bermasalah.  Seminggu lagi ujian,  tapi hasil try outku sama sekali tidak menggembirakan.  Rata rata 4.5. Menyedihkan bukan?  Berkali-kali ibuk memarahiku.  Malu,  sampai dipanggil ke sekolah.  Setiap kali ditanya aku beralasan sudah belajar,  tapi materinya memang susah.  Materi sekolah sekarang jauh berbeda dengan materi ibuk sekolah dulu.

 Ibuk baru percaya ketika kutunjukkan buku matematikaku.  Beliau cuma geleng-geleng kepala.  "Zaman dulu yang ada berhitung le,  tidak sesulit ini..",  Kata Ibuk.  Ssst, tentu saja aku tidak bercerita kalau tiap malam aku main mobile legend dengan beberapa temanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun