Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tentang Monstera di Depan Rumahku

19 Februari 2021   16:39 Diperbarui: 19 Februari 2021   16:45 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak kecil aku tinggal di kampung yang lumayan padat.  Namun sepadat apapun saat itu tiap rumah masih  mempunyai sedikit halaman untuk sekedar menanam bunga,  lombok,  tomat,  atau terung.  Bahkan di beberapa rumah masih dipagari dengan beluntas.

Berbeda dengan rumah yang lain, halaman rumahku ditanami dengan tanaman hias.  Bapak dan adikku sangat suka pada tanaman.  Istilahnya tangannya adem,  menanam apa saja gampang hidup.  

Ditambah lagi adikku suka berkreasi membuat kolam dan pancuran.  Bapak dan adik sungguh sebuah perpaduan yang lengkap.  Jadi saat itu di depan rumahku ada taman plus kolam ikan kecil yang dilengkapi pancuran.

Pancuran yang sederhana karena airnya ditampung dalam gentong dan dialirkan lewat slang kecil.  Tugasku tiap sore adalah membersihkan saja.  Kalau untuk bersih-bersih aku berani. Tapi menanam atau mengurusi ikan adikku sajalah.

Senang sekali jika sore hari sesudah bersih- bersih duduk di dekat kolam. Gemericik air,  ditambah dengan dedaunan yang bergoyang tertiup angin dan ikan yang menari membuat kepala terasa segar.

Oh ya gentong penampungan air untuk pancuran supaya tidak kelihatan disembunyikan di belakang tanaman monstera.  Monstera?  Ya,  kami memilikinya.  Ukurannya besar pula. 

Tanaman yang sekarang naik daun dengan harga sampai jutaan itu pernah tumbuh di halaman kami. Saat dibabat beberapa daunnya karena terlalu rimbun, aku dan teman-teman biasa memakainya untuk payung-payungan.  

Saat main petak umpet pun tanaman ini bisa dengan rapi menyembunyikan tubuh kami di balik daunnya. Berarti bisa dibayangkan seberapa besarnya. Mungkin karena ditanam langsung di tanah,  daunnya jadi besar-besar.

Namun suatu hari tiba-tiba ada hal yang kurang mengenakkan. Tetangga sebelah rumah memberitahu bapak bahwa semalam ada pencuri bersembunyi di balik tanaman monstera kami.  Zaman dahulu sering ada pencuri berkeliaran di kampung saat malam hari.

Wah...  Gawat ini..  Bisa-bisa jika ada rumah tetangga kecurian kami yang disalahkan karena menyediakan tempat untuk bersembunyi.  Tanpa pikir panjang bapak dan adik segera memotong monstera tersebut dan mengganti dengan tanaman lain yang lebih kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun