Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Yang Anget... Yang Anget..." (Sebuah Cerita tentang Bakso Malang)

13 Desember 2020   11:04 Diperbarui: 13 Desember 2020   11:27 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakso Malang, Sumber :Tripzilla.id

Tik.. Tik... Tik... Tik... Tik... Tok... Tok... Tok... Tok...  Tik.. Tik... Tik.. Tik...

"Yang anget... yang anget..., "

Suara itu selalu genit menyapa setiap habis Duhur sekitar pukul satu sampai pukul dua siang. Nada tiktoknya berbeda jauh dengan penjual bakso yang lain.  Biasanya serumah langsung tergoda dengan sapaan itu,apa  lagi jika hari hujan dan aroma kuah bakso yang bercampur aroma  bahan bakar arang yang begitu sedap mulai menguar. Ya,   Pak Sugeng selalu mempunyai cara yang khas untuk menyapa pelanggannya.

Sebenarnya Pak Sugeng mempunyai beberapa armada.  Dan uniknya tiap armada membunyikan nada panggil yang sama.  Jadi misal mereka berkeliling di tempat yang kebetulan agak berdekatan mereka membunyikan nada panggil itu bersahut-sahutan.  Seolah berkata,  "Halo,  aku di sini..."

Meski punya banyak armada Pak Sugeng punya satu gerobak khusus untuk berjualan sendiri.  Mungkin gerobak itu adalah gerobak yang menjadi saksi sejarah perjuangannya merintis usaha bakso.  Keuntungannya dengan berjualan sendiri ia jadi lebih faham tentang selera konsumen dan mengenal konsumen lebih dekat.  Sebuah trik dagang yang jitu.

Di samping pelayanannya ramah,  Pak Sugeng  selalu memanjakan pelanggan dengan bonus juga varian bakso yang bermacam macam.  Sebutlah bakso halus, bakso kasar,  tahu isi,  siomay, goreng bulat,  goreng panjang dan goreng usus. Biasanya bakso disajikan dalam mangkok,  ditambah sayuran tauge atau kol, ditambah kuah yang melimpah dan ditaburi dengan bawang goreng.  Masih ditambah dengan saos sambal,  saos tomat atau kecap yang bisa dibubuhkan sesuai selera.

Bakso halus dan bakso kasar dibuat dari daging,  tepung dan bumbu yang terdiri dari bawang,  merica,  garam dan penyedap. Hanya beda tekstur ,yang satu halus yang satu kasar.  Bakso yang kasar mempunyai lebih banyak lemak sehingga rasanya lebih gurih daripada bakso halus. 

Khusus untuk varian yang terakhir yaitu goreng usus mungkin jarang dijumpai pada pedagang yang lain.  Goreng usus terbuat dari adonan yang terbuat dari daging giling,  bawang,  merica,  tepung yang dicampur lalu dibungkus dengan kulit siomay,  dan terakhir dililit dengan usus ayam,  baru digoreng.  Rasanya adalah perpaduan antara gurih, renyah dan kenyal. Pokoknya maknyus.

Bakso Pak Sugeng adalah satu dari sekian bakso Malang yang saya kenal. Di masa pandemi ini jualannya tetap ramai. Terbukti armadanya selalu beroperasi setiap hari. Bahkan setiap Jum at malam Sabtu Pak Sugeng selalu memberikan konsumsi sholawatan anak-anak muda di rumahnya.

 Sebagai penggemar bakso rasanya kurang lengkap jika kita tidak mengetahui sejarah dari bakso. Bakso sesuai namanya adalah kuliner yang berasal dari Tionghoa. Nama bakso berasal dari kata 'Bak-So' yang dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti 'daging giling'. Zaman dahulu orang Tionghoa tidak menggunakan daging sapi tetapi daging babi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun