Hidup itu adalah sebuah pilihan. Tak selamanya hidup itu indah seperti apa yang kita bayangkan. Terkadang, hidup itu justru tidak memihak pada kita. Karena kita diharuskan untuk memilih di antara pilihan yang sangat sulit.
Ada saat-saat kita diharuskan memilih yang bukan pilihan hati kita. Di mana hati kita itu justru bertolak belakang dengan apa yang kita pilih. Di balik pilihan yang seperti itu, ada sebuah keterpaksaan atau mungkin pengorbanan yang menelusup di hati kecil kita.
Untuk menjalani pilihan yang seperti ini tentu saja sangatlah sulit. Bagaimana tidak! Hati dan kenyataan sangatlah berbeda. Disaat-saat seperti inilah kita diuji seberapa kuat hati kita. Karena kita sedang memikul beban berat hingga pikiran dan hati kita tidak bisa sinkron.
Ketika kita memilih yang bukan pilihan hati kita, hati merasa tertekan, kepala sampai nyut-nyutan. Ketika hati kita ingin sekali memilih A tetapi kita diharuskan untuk memilih B. Tentu saja hasilnya bukan keinginan hati kita melainkan keinginan orang lain yang menginginkan kita untuk memilihnya.
Mungkin, kita melakukan semua itu karena terpaksa tetapi ada juga yang mencoba untuk ikhlas atas pilihan yang sudah diambilnya. Kurasa, tidak banyak orang yang mampu untuk ikhlas. Tapi mungkin, ketika kita menyadari bahwa pilihan itu memang yang terbaik untuk kita pasti juga sedikit demi sedikit bisa mengikhlaskannya. Tanda petik “Tidak mudah”. Yah, mengikhlaskan sesuatu yang kita sukai tentu saja sulit.
Untuk aku pribadi, aku sangat sulit menerima apa yang kupilih karena itu bukan pilihan hatiku. Tapi, satu alasan yang membuatku mampu memilih yang bukan pilihan hatiku. Aku menjatuhkan pilihan yang memang banyak orang menginginkannya. Karena kusadar merekaa hanya menginginkan aku bahagia. Walaupun mereka tidak pernah mengatakannya. Semata-mata ingin melihatku tersenyum bahagia. Walaupun sebenarnya dibalik pilihan yang kubuat ada isak tangis jauh didasar lubuk hatiku.
Meskipun aku sulit menerimanya, tapi aku harus melakukannya dan mencoba mengikhlaskannya. Memang tidak mudah, tapi aku hanya berharap pilihan yang kubuat ini membawa kebahagiaan untuk orang-orang yang menyayangiku. Setidaknya, untuk mereka meskipun aku harus mengorbankan perasaanku. Karena inipun tak sebanding dengan apa yang sudah mereka lakukan untuk kebahagiaanku selama ini.
Pilihan itu adalah keputusanku. Berani memilih itu artinya berani memutuskan. Aku akan belajar menyikapi semua ini dengan dewasa dan mencoba untuk ikhlas. Paling tidak, aku merasa sedikit lega melihat orang-orang yang kusayangi tersenyum bahagia.
Ini ceritaku, bagaimana ceritamu? Mudah-mudahan apapun pilihan yang kita pilih adalah pilihan dan keputusan yang terbaik untuk kita. Tentu saja, tulisan ini hanya sebatas pemikiran pribadiku saja.
Yuliyanti
Kulon Progo, 9 Desember 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H