Mohon tunggu...
Yuli DwiAstrina
Yuli DwiAstrina Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA N 1 Sale Rembang

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tingkatkan Pembelajaran Undha Usuk Basa Fase E di SMA Negeri 1 Sale dengan Metode Role Playing

27 Oktober 2023   23:18 Diperbarui: 27 Oktober 2023   23:24 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mengapa peserta didik fase E di SMAN Negeri 1 Sale, Kabupaten Rembang kurang minat dengan materi undha usuk basa dalam pelajaran Bahasa Jawa?

Pada hakikatnya ketrampilan berbahasa itu terdapat empat elemen yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara . Keempat elemen tersebut saling berkaitan. Elemen berbicara merupakan salah satu ketrampilan yang diajarkan siswa pada mata Pelajaran Bahasa Jawa materi undha usuk basa.

Menurut pendapat Iskandarwassid &Sunendar, Solchan, dkk. (2014: 132) menyatakan bahwa berbicara merupakan kemampuan menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain. Pesan dapat berupa pikiran, perasaan, sikap, tanggapan, penilaian, dan sebagainya. Pembelajaran bahasa Jawa pada aspek berbicara dirancang untuk memberikan bekal keterampilan berbicara bahasa Jawa, baik ragam ngoko maupun krama agar siswa mampu menguasai kesantunan berbahasa sesuai dengan kaidah undha usuk basa.

Rendahnya minat belajar peserta didik dalam materi undha usuk basa elemen berbicara disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya motivasi dan minat belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Jawa karena dianggap kuno, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan suasana kelas menjadi kurang kondusif. Faktor yang paling penting yaitu karena guru masih menggunakan metode ceramah dan belum menerapkan metode pembelajaran yang inovatif, sehingga kurang mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mendukung penguasaan keterampilan berbicara. Sehingga, siswa cenderung pasif dan kurang partisipatif.

Untuk mengatasi hal tersebut, guru berusaha mencarii metode pembelajaran yang sesuai dengan elemen berbicara yaitu Role Playing atau dikenal juga pembelajaran bermain peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok dengan cara masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru. Siswa diberi kebebasan berimprovisasi namun masih dalam batas-batas skenario dari guru. Dalam kegiatan ini siswa merasa senang karena diberi kesempatan untuk memunculkan bakat yang dimiliki.

Role Playing (bermain peran) merupakan model pengajaran yang berasal dari dimensi pendidikan individu maupun sosial. Model ini membantu siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok. Role Playing berfungsi untuk (1) mengeksplorasi perasaan siswa, (2) mentansfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai dan persepsi siswa, (3) mengembangkan skill pemecahan masalah dan perilaku, dan (4) mengeksplorasi materi pembelajaran dengan cara yang berbeda (Huda, 2013:115).

Hamdani (2011:87) menjelaskan kelebihan model pembelajaran Role Playing diantaranya adalah melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama, siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh, permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda, guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan, permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. Keuntungan model Role Playing menurut Hamdani (2011:87) yaitu: 1) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh; 2) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda; 3) Guru dapat mengevaluasi pemahaman setiap siswa melalui pengamatan pada saat melakuka permainan; 4) Permainan merupakan pengalaman belajar yang meyenangkan bagi anak.

Penggunaan metode Role Playing pada mata pelajaran bahasa jawa materi undha usuk basa menjadi salah satu alternatif untuk mempermudah pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pendidik dapat berkreasi dengan membuat metode pembelajran yang bermakna ,kreatif dan berpihak pada peserta didik. Dampak positif dari penggunaan metode role playing dalam pembelajaran Bahasa Jawa materi undha usuk Basa adalah meningkatnya hasil belajar dan dapat menumbuhkan semangat belajar bagi peserta didik serta kegiatan pembelajaran mejadi lebih menyenangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun