Mohon tunggu...
Yulia Ayu Sri Rahmawati
Yulia Ayu Sri Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KTT ASEAN ke-42: Isu Kawasan dan Kesiapan Indonesia Sebagai Tuan Rumah

29 April 2023   18:17 Diperbarui: 29 April 2023   18:25 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: asean2023.id

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN akan kembali digelar pada 10-11 Mei 2023 mendatang. KTT ASEAN merupakan pertemuan tingkat tinggi kepala negara anggota ASEAN yang secara ruti digelar setiap tahunnya. Pada kesempatan kali ini, Indonesia berkesempatan menjadi ketua KTT ASEAN ke-19 di Labuan Bajo pada 10-11 Mei 2023. KTT ASEAN ke-42 merupakan KTT ASEAN pertama di bawah keketuaan Indonesia pada tahun 2023, sementara KTT ASEAN ke-43 rencananya akan digelar pada bulan September mendatang.

KTT ASEAN ke-42 akan dihadiri oleh seluruh negara anggota ASEAN, termasuk Timor Leste yang berstatus sebagai obsever dan perwakilan nonpolitik Myanmar karena konflik yang tidak kunjung usai. Tema yang diangkat pada perhelatan KTT ASEAN ke-42 adalah ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, yang dimaknai sebagai keinginan Indonesia agar ASEAN tetap mengambil peran penting dan relevan, baik bagi masyarakat ASEAN maupun dunia, serta memperkuat pemulihan ekonomi ASEAN dan menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. KTT ASEAN ke-42 akan lebih berfokus untuk membahasa isu-isu internal Kawasan ASEAN dan isu penting luar kawasan.

Dilansir dari kemlu.go.id, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia menyebutkan bahwa terdapat delapan rangkaian pertemuan yang akan dihadiri oleh para kepada negara anggota ASEAN. Kedepalan rangkaian pertemuan tersebut, yaitu Plenary Session,  ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) meeting, ASEAN Youth, ASEAN Business Advisory Council (ABAC), High-Level Task Force on ASEAN Community Post-2025 Vision (HLTF-ACV), the ASEAN Summit, retreat session, and the 15th Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Summit. Tujuh rangkaian pertemuan di antaranya dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, sementara pertemuan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) akan dipimpin oleh Perdana Menteri Malaysia sebagaimana rotasi yang telah disepakati sebelumnya.   

Beberapa isu penting kawasan yang akan dibahas dalam pelaksanaan KTT ASEAN ke-42, yaitu mengenai penguatan institusi ASEAN, pemulihan ekonomi ASEAN pasca pandemi sesuai dengan subtema "Epicentrum of Growth", penguatan masalah kesehatan di Kawasan, dan penyusunan Visi ASEAN Pasca 2025. Dalam KTT ASEAN-42 nantinya, rancangan Visi ASEAN Pasca 2025 menuju 2045 yang telah disusun oleh The High-Level Task Force on ASEAN Community's Post-2025 Vision (HLTF-ACV) melalui pertemuan ketujuhnya di Belitung pada 19 Maret 2023 lalu. Pertemuan tersebut menyepakati enam pilar pedoman penyusunan dokumen pendamping visi, yaitu Action-oriented, Sustainable, Enterprising, bold, and innovative, Adaptable and pro-active, Nimble and resilient; dan Inclusive, participatory, and collaborative yang akan dibahas dalam KTT ASEAN ke-42 mendatang. Rancangan Visi ASEAN Pasca 2025 diharapkan dapat disahkan pada tahun 2025 mendatang, serta menjadi visi yang inovatif, inklusif, kuat, komprehensif, dan visoner. 

Selain itu, konflik yang terjadi Myanmar juga akan menjadi salah satu pembahasan dalam KTT ASEAN ke-42. Indonesia sebagai ketua ASEAN 2023 terus membuka komunikasi yang seluas-luasnya mengenai konflik yang terjadi di Myanmar. Indonesia terus berusaha membangun komunikasi antara militer  dan pemerintah nasional Myanmar, kelompok etnis, dan beberapa partai politik. Rencananya pada sesi retreat KTT ASEAN ke-42 mendatang akan dilakukan diskusi mengenai implementasi Five-Point Consensus on Myanmar. 

Five-Point Consensus on Myanmar adalah keputusan pertemuan khusus antara pemimpin negara anggota ASEAN dengan pemimpin Junta Militer Myanmar, Aung Min Hlaing, yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan konflik politik Myanmar. Five-Point Consensus on Myanmar, yaitu kekerasan yang terjadi di Myanmar harus segara dihentikan, perlunya dialog antara seluruh pihak yang berkonflik, utusan khusus ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog di Myanmar, izin atas ASEAN untuk menyediakan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Myanmar, dan izin atas utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi Myanmar dan bertemu pihak terkait. Menurut Menteri Luar Negeri Indonesia, implementasi Five-Point Consensus on Myanmar akan ditinjau kembali dalam pelaksanaan KTT ASEAN ke-42. 

Sementara itu menilik kesiapan infrastruktur, dilansir melalui laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bahwa seluruh pembangunan infrastruktur di Labuan Bajo dan Tana Mori diharapkan akan selesai pada awal bulan Mei mendatang. Pembangunan infrastruktur dilakukan sesuai standar penyelenggaraan acara internasional dengan metode dan kualitas terbaik. Pembangunan berfokus pada infrastruktur jalan yang sangat penting untuk mobilisasi para delegasi yang hadir, serta penghijauan di sepanjang jalan maupun tempat acara berlangsung agar menonjolkan kesan asri dan tidak gersang. Lebih lanjut, disebutkan bahwa progres pembangunan di Kawasan Labuan Bajo saat ini telah mencapai 73% dan di Kawasan Tana Mori telah menyentuh angka 94%. Selain itu, dilakukan pembangunan Embung Anak Munting yang bertujuan untuk meningkatkan sektor pariwisata di Labuan Bajo selama KTT ASEAN ke-42 berlangsung. 

Dengan diselenggarakannya KTT ASEAN ke-42 di Kawasan Labuan Bajo pada 10-11 Mei 2023 mendatang, diharapkan ASEAN mampun menunjukan eksistensinya sebagai sebuah organisasi regional yang kuat dan relevan sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan pada masa mendatang. Kerja sama kontret menjadi salah satu harapan Indonesia dengan keketuaan ASEAN pada tahun 2023 yang dilakukan dalam berbagai bidang, seperti bidang kesehatan dan bidang ekonomi. Hasil dan manfaat dari membumikan kerja sama ASEAN nantinya diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun