Mohon tunggu...
Sang Ayu Oka
Sang Ayu Oka Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hobi memasak dan membaca webtoon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Harmonis dengan Tri Hita Karana

23 Juni 2024   05:00 Diperbarui: 23 Juni 2024   05:38 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama               : Sang Ayu Made Oka Purwantini

NIM                : 2313021003

No Presensi     : 22

Rombel            : 33

Istilah Tri hita karana ditemukan pertama kali oleh Dr. I Wayan Merta Suteja dalam Konferensi Daerah I Badan Pekerja Umat Hindu Bali di Perguruan Dwijendra Denpasar, pada  tanggal 11 November 1966. Pada Konferensi itu dilaksanakan berdasarkan kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa guna mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila. Falsafah Tri hita karanasebagai kearifan lokal masyarakat Bali berkelindan dengan kitab suci Bhagavad- gt. Dalam sloka III.10 disebutkan bahwa Tuhan (Prajapati) menciptakan manusia (praj) melalui proses yajna (pengorbanan). alam lingkungan (kmadhuk) diciptakan Untuk mendukung kehidupan manusia agar bisa tumbuh dan berkembang selayaknya sekarang ini.

Tri hita karana (THK) merupakan konsep universal, secara terminologi berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari 3 kata yakni tri yang artinya tiga, hita yang artinya kebahagiaan dan karana yang artinya sebab atau penyebab. Jadi tri hita karana merupakan tiga penyebab adanya kebahagiaan hidup manusia yang bersumber dari hubungan harmonis dengan tuhan, antar sesama dan dengan alam sekitar. Tri hita karana berlandaskan 3 cara yakni Bhakti, Tresna dan asih. Bhakti merupakan bentuk penghormatan atau pengabdian yang diberikan secara tulus ikhlas. Tresna merupakan bentuk kesetiaan dan pemujaan. Asih merupakan bentuk cinta atau sayang baik dengan tuhan, sesama maupun alam sekitar. Inti dari kebahagiaan adalah hubungan yang harmonis baik secara teologis, social maupun ekologi. Bentuk harmoni ini seperti kebajikan, keindahan dan kebenaran. Agar hidup sejahtera dan bahagia, manusia harus melakukan pengorbanan sehingga terbangun harmoni dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan alam. Ada tiga bagian dari tri hita karana yakni

1. Prahyangan, prahyangan merupakan hubungan harmonis dengan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia merupakan ciptaan tuhan.  Bahkan menurut agama hindu, dalam diri manusia terdapat atman yang merupakan pricikan kecil dari tuhan yang maha esa. Dalam kehidupan sendiri, tuhan tidak hanya menciptakan manusia melainkan ia juga yang merawat dan melindungi manusia.  Oleh sebab itu manusia haruslah memiliki rasa terimakasih kepada tuhan karena telah diciptakan di dunia ini. Bentuk rasa terimakasih ini dapat berupa sujud bakti kepada tuhan yang maha esa dan terapkan dalam penyembahan puja dan puji kepada tuhan yang maha esa. Adapun implementasi dalam menerapkan bagian tri hita karana yang prahyangan yakni:

  • Melaksanakan ibadah dengan tulus ikhlas
  • Mengamalkan nilai-nilai agama
  • Melaksanakan yoga bhakti

2. Pawongan, Prahyangan merupakan hubungan harmonis dengan sesama manusia. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak akan bisa bertahan tanpa bantuan dari manusia lainnya. Mereka memerlukan bantuan serta kerjasama dari orang lain. Oleh karena itu manusia perlu memiliki hubungan yang harmonis dengan sesamanya. Karena dengan terciptanya hubungan harmonis maka akan memperkuat tali persaudaraan dan dapat menciptakan keamanan serta kedamaian lahir batin. Bentuk harmonis yang dimaksud adalah dengan saling asah, asih dan asuh. Maksudnya harus saling menghargai, mengasihi dan membimbing. Hubungan ini tidak hanya di terapkan pada lingkungan keluarga saja tetapi juga diterapkan pada masyarakat.

3. Palemahan, palemahan merupakan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Tidak hanya hubungan harmonis dengan tuhan dan sesamanya. Manusia juga harus memiliki hubungan harmonis dengan alam semesta. Manusia mendapatkan bahan makanan berasal dari alam semesta. Oleh karena itu manusia pasti ketergantungan terhadap alam, dan manusia haruslah bertemikasih kepada alam sekitar karena sudah menyediakan bahan keperluan keperluan dalam kehidupan. Manusia dapat menjaga kondisi dan situasi lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tetap menjaganya tetap asri. Ada beberapa tindakan yang menerapkan konsep tri hita karana pawongan:

  • Membersihkan lingkungan agar tidak kotor
  • Tidak boleh menebang hutan sembarangan
  • Tidak boleh memburu hewan secara liar

Lingkungan yang bersih, rapi dan terjaga akan menciptakan keindahan bagi penikmatnya. Keindahan ini akan membuat jiwa manusia menjadi tenang dan nyaman.

Tri hita karanamemiliki tujuan untuk mewujudkan harmoni teologis, sosial, dan ekologis. Memberikan kemudahan dan mendukung pencapaian tujuan hidup manusia (Tri Warga), yaitu mewujudkan kebajikan dan berpegang teguh pada kebajikan untuk meraih kekayaan dan memenuhi keinginan. Menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan dan meraih Kebahagiaan dalam bentuk surga, moksha, atau nirvana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun