Mohon tunggu...
yuki sastra
yuki sastra Mohon Tunggu... -

Saya suka menuturkan apa yang saya rasakan kedalam tulisan dan mementaskannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Monarki Politik

4 Desember 2010   15:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“kalai”

Dirunut dianut dimanut.

Diantuk ditanduk diaduk.

Pengecut berkemelut.

Pelatuk bergemeretuk.

Berkolosal sejarah nagari jawi-jawi.

Menorehkan sastra arif nan lohjinawi.

Berkomunal sejarak negara pasal-pasal.

Menukilkan sajak-sajak monumental.

Peradaban telah mengabadikan babad tetanah leluhur.

Bersama kehidupan berjalan seindah pekerti nenek moyang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun