Mohon tunggu...
yuki sastra
yuki sastra Mohon Tunggu... -

Saya suka menuturkan apa yang saya rasakan kedalam tulisan dan mementaskannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kapolri Versus Gayus

14 November 2010   15:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:37 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


"Kenangan"

Menjorok pangkat didua pundak seragam tugas yang tegas.
Menjarak pangkal lidah diujung sumpah mengayomi aku.
Dengan menyebut nama Tuhan!
Ludah jatuh ketanah lalu terinjak sepatu.
Kita sama-sama tahu liur tidak dapat dimakan.
Namun kau tersenyum sambil menelannya hingga kering.
Aku tersenyum memaknai setiap celah sendi nadi jemari.
Kau menyangkal semua kisah dua sejoli duduk bersama bencana.
Kehakiman semakin meredup lampu lalu lintas jalanan tol pilihan untuk menghindarkan macet.
Begitupun kejaksaan melambaikan tangan laksana tembang kenangan percintaan petang.

Presiden; mungkinkah kisah semalam dicianjur merupakan lagu legenda asmara nusantara?
Aku sendal sambungan ban dalam mobil angkutan umum jauh dekat tiga ribu rupiah saja.
Dua sahabatmu datang dari jauh melintasi daratan serta langit awan-awan kemerdekaan.
Presiden; terjadikah kesalahan alat vital negara sehingga lagu lama diputar kembali dimedia?
Aku rekam kedalam kaset kosong yang sangat hancur akibat gempa meletus wasior.
Diantara kelusuhan bendara terendam segala bentuk kotoran logika.
Aku berdiri tegak menyatakan aku masih orang Indonesia.
Begitu adanya hingga bumi belah tiga oleh bencana serta aku masuk terkubur diantaranya.
Presiden; pasangkanlah batu nisan untukku.
Lalu tulislah kata kematian yang sangat pantas untukku.

--------------------------------------------
Jakarta, 14 November 2010

yukisastra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun