Pagi yang cerah pun menyambut kami dan di pagi hari itu kami baru menyadari kalo arah kita sholat dari kemarin salah total,(ampuni kami ya Allah). Ya dari kemaren ternyata kami sholat mengahadap arah tenggara, ya ampun gara2 ga bawa kompas plus matahari sore yang ga keliatan jadi salah(tapi gapapa Allah maha tahu kog). Yap setelah melakukan ritual pagi (MCK, makan dan sebagainya) kami pun memulai untuk menyusuri pulau. Setelah ngobrol-ngobrol, kami berencana untuk naek ke tebing dimana tebing tersebut sangat terjal dan tinggi untuk di daki, tapi apa boleh buat “man can do what a man wanna do”. Akhirnya setelah mempersiapkan barang yang harus di bawa, diantaranya tripod dan kamera, kami pun mulai mendaki dengan berhati-hati(sumpah curam coy). Akhirnya setelah beberapa menit mendaki, kami sampailah di puncak bukit, dari puncak bukit tersebut laut lepas samudera hindia menyambut kami, mantap jaya. Deburan ombak besar yang selalu membentur bagian luar bukit pun menambah tanda-tanda kebesaran Illahi. Semuanya tidak berlangsung lama ketika Pak Jokowi membunyikan peluitnya dan menyuruh kami turun, yah dan kami pun terpaksa harus turun walaupun belum ada kepuasan dalam menikmati suasana di puncak bukit itu.
Di bawah kami dsambut Pak Jokowi, dan si bapak marah dan menasehati kami, dalam surat pernyataan yang saya tandatangani kemarin disebutkan jika kami tidak boleh memanjat bukit karena itu sesuatu yang berbahaya, dan si bapak terus menunjuk saya (sumpah si bapak hafal bgd ama saya,)dan menyalahkan saya dan teman2 karena tidak mengindahkan peratran yang sudah disepakati (maaf pak ak jiwa muda kami yang berbicara). Akhirnya setelah dinytakan bersalah kami pun di beri sanksi, kata pak Jokowi “kalian harus sportif, sekarang kalian meninggalkan pulau ini atau push up lima kali? Apa lima kali? (Ya ampun emak saya juga sanggup pak!) tapi berhubung kami memang merencanakan pulang hari itu, maka kami pun memutuskan untuk meninggalkan pulau saja, dan akhirnya si bapak pun setuju. Dan setelah berjabat tangan dengan si bapak tanda kita berdamai dan meminta maaf, kami kembli ke aktifitas di bawah. Mandi dan berenang di Segara Anakan dan ambil foto untuk dokumentasi, kami pun bersenang-senang. Nah di siang hari ini banyak cucu Hawa yang treak-treak kemarin menunjukkan keindahannya (prikitiw, ihir-ihir). Kami pun bersenang senang sampai hampir tengah hari.
Sampai lah kami pada saat dimana kami harus packing kembali, setelah puas dengan keindahan Pulau Sempu. Akhirnya tetap sebagai team yang solid, kami pun berbagi tugas antara packing dan buat makanan. Dan akhirnya kami pun selesai semuanya(ya makan, ya packing). Sebelum pulang, memanfaatkan ketidakberadaan Pak Jokowi yang sedang patroli, kami memutuskan untuk mendaki bukit lagi, tapi bukan bukit yang tinggi tadi. Di atas bukit itu, terlihat jelas birunya samudera hindia dengan ombaknya yang besar. Di bukit itu kamipun berfoto untuk mengabadikannya. Setelah puas kami pun beranjak meninggalkan Segara Anakan, menuju lebatnya rimba sempu yang mengantarkan kami ke Teluk Semut. Dalam perjalanan pulang ini, kami sudah tidak sesemangat saat berangkat, sepanjang jalan kami lebih banyak speechless gara-gara lelah bercampur sedih harus meninggalakan keindahan ini.
Sampai di teluk semut yang sudah terjangkau sinyal ponsel, kami pun menelepon kapal yang mengantarkan kami kemarin. Tak lama menunggu kapal bookingan kami pun datang, dan kamipun bergegas naik. Sedih juga meninggalkan pulau ini dengan keindahan alaminya. Tapi rasa sedih itu sedikit terobati karena si kapten kapal memberi bonus untuk berjalan menyusuri bagian pulau yang lain, sehingg kami bisa melihat sisi pulau sempu yang lain.
Setelah sampai Sendang Biru, kami pun langsung menuju ke Mushola yang kemarin dan langsung Mandi dengan air tawar, nah di sini kami beristirahat menghilangkan capek yang ada dan memanfaatkan guna toilet. Setelah semua beres, kami pun memutuskan langsung segera berangkat dan mencari angkot ke Turen. Nah di angkot ini kami mendapat teman dalam perjalanan, tiga mbak-mbak yang manis2(ternyata cewek situ cakep-cakep). Di angkot yang di sopiri oleh SiBapakSabarDanBaikHati itu kami bercanda sepanjang jalan, dan juga tidak lupa menggoda cewek-cewek itu(harap maklum karena kami semua laki-laki tulen). Akhirnya setelah berjam-jam di dalam angkot sampailah kita di pertigaan Turen di mana cewek itu turun, hah dempet juga saya melambaikan tangan kearah mbaknya dan dibalas sebuah senyuman yang mnis dari mbaknya(bagi yang tadi di angkot dicuekin mbaknya jangan sirik yak?wkwkwk).
Sampailah kami dipasar Turen. Disini, karena kita belum makan nasi dari kemaren, kami pun memutuskan untuk mengisi perut dulu dan menghitung semua pngeluaran yang sudah dipakai. Dan akhirya menu nasi gulai lah yang kami pilih(kecuali Rio BM). Setelah perut kenyang dan perhitungan keuangan kemaren terselesaikan dengan predikat wajar tanpa keraguan kami pun melanjutkan perjalanan menuju terminal Gadang, dan dari Gadang menuju Arjosari.
Dan akhirnya perjalanan kami pun berakhir di Arjosari, disini kami berpisah untuk menuju base camp masing-masing, dimana kami menjalankan aktivitas kami, dan menjadi kami yang sebelumnya. Yup Pejalanan misi Sempu berakhir di sini, dan sayalah orang yang paling berbahagia sekarang, mendapatkan teman-teman baru, pengalaman baru sebuah perjalanan yang berawal dari sebuah mimpi dan rencana yang akhirnya menjadi kenyataan.