Ayo, kita coba mendalami ciri kepribadian berdasarkan urutan kelahiran agar kita lebih paham cara mengasuh mereka. Kita mulai dari yang paling umum, ya!
Terkadang kita bingung menyikapi tingkah laku anak-anak. Apalagi kalau mereka saling bertengkar. Tidak boleh disalahkan karena nantinya akan merasa bersalah terus-menerus.Â
Sebaliknya, tidak juga dibela terus, nanti merasa selalu benar. Anak tidak boleh mengalah terus, nanti jadi "nggak enakan" (tidak asertif). Jadi, bagaimana, ya?
Memahami situasi dasar anak sulung
Kondisi orangtua saat memiliki anak pertama biasanya cemas karena belum memiliki pengalaman mengasuh anak. Anak sulung mendapat perlindungan yang lebih ketat dibandingkan saudaranya yang lain. Anak sulung menerima perhatian penuh dari orang tua.Â
Semua kasih sayang tercurah padanya. Namun, setelah adik lahir, dia harus berbagi perhatian. Buat anak sulung, kondisi ini tidak mudah. Muncul cemburu saat ibu lebih banyak waktunya dengan adik.Â
Perhatian seluruh keluarga serta-merta beralih pada anggota keluarga yang baru. Semua hadiah dan kasih sayang tumpah pada adik. Orang tua menganggapnya sudah besar, padahal usia anak sulung masih usia kanak-kanak.Â
Tiba-tiba dia diminta untuk tidur sendiri. Segala sesuatu dilakukan sendiri. Dialah yang menjadi objek yang sering disalahkan jika adiknya menangis atau merebut barang miliknya. Dengan kondisi ini, muncul sibling rivalry alias persaingan antar-saudara untuk memperebutkan perhatian orang tua.
Kondisi tersebut menjadikan anak sulung merasa tidak aman dan sering merasa kehilangan kepercayaan. Inilah pemicu yang membuat anak sulung mudah cemas. Saat tak mengerti kecemasan yang terjadi pada dirinya, ia menjadi pemarah.Â
Baca juga : Urutan Kelahiran Menentukan Jenis Kepribadian, Fakta atau Mitos?