Kata Darto, kau menghilangkan akal sehat adik semata wayangnya setelah  bermain petak umpet di balik cabang terendahmu saat senja turun.
Kata Pak Hansip, kau jahat pada Pak Umar karena telah membuat kakinya terpotong mata pisau yang meleset tak mampu menembus kerasnya tubuh kokohmu.
Kata Nek Bayah, kau mengacaukan keseimbangan energi di udara.
Kata Pak Kepala Desa, kau menggagalkan panen sawah dan merusak hasil kebun.
Kata bapak, kau sumber kesialan nasib penduduk desa.
Kata nenek, kau ada penunggunya.
Kata kakek, kau adalah kutukan bagi kami.
Â
Tetapi ... sosokmu terlihat begitu sedih dari bawah sini.
Sendiri.
Sepi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!