Mohon tunggu...
Yuhaenida Meilani
Yuhaenida Meilani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta

memiliki keterampilan menulis dalam berita, artikel, serta mampu membuat narasi yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Budaya Patriarki Terhadap Perempuan di Dunia Kerja

3 Juli 2024   12:28 Diperbarui: 3 Juli 2024   12:51 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemimpin perempuan dalam diskusi di perusahaan kerja (Sumber: Pixabay.com/id/)

Kita sering melihat banyaknya perempuan yang bekerja di suatu perusahaan. Bahkan di transportasi umum, kita lebih sering melihat banyaknya perempuan. Contohnya  di gerbong kereta khusus wanita, yang selalu dipadati penumpang yang baru pulang bekerja. 

Kesempatan bagi perempuan memasuki pasar kerja semakin terbuka, dan jumlahnya semakin meningkat. Saat perempuan menjadi kaum terdidik dan terpelajar, mereka mempunyai hak-hak kepemilikan serta dapat dengan bebas untuk bisa bekerja di luar rumah dan mempunyai pendapatan mandiri.

Namun dinamika budaya patriarki yang masih kental, membuat perempuan masih dipandang sebelah mata. Pembatasan terhadap hak atas pendidikan, hak untuk hidup mandiri, hak atas perlindungan, dan hak atas kebebasan berekspresi telah memotivasi perempuan untuk memperjuangkan kesetaraan gender.

Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Bukti nyata yang ada di sekitar yaitu kebanyakan dari pemimpin di perusahaan, lingkungan masyarakat, dan pemerintahan masih didominasi oleh kaum laki-laki.

 

Stigma Negatif yang Terjadi

 Perempuan sering kali dianggap rendah, bahwa tugas perempuan hanya sekadar pekerjaan domestik. Oleh karena itu, ketika perempuan memegang posisi pemimpin, mereka merasa tidak diinginkan dalam masyarakat.

Dalam berbagai aspek kehidupan sosial, terdapat ketidakadilan gender, di mana perempuan sering tidak diuntungkan jika dibanding dengan laki-laki. Contohnya, dalam pekerjaan, terdapat kesenjangan gender dalam upah, di mana perempuan rata-rata di bayar lebih rendah dari laki-laki.

Budaya patriarki cenderung mengidealisasikan perempuan dalam peran tradisional seperti ibu rumah tangga, dan membatasi kebebasan untuk bisa bekerja dengan jabatan atau posisi yang sama dengan laki-laki. batasan tersebut membuat perempuan terlihat lebih rendah, dan kesulitan mendapat posisi yang lebih baik lagi.

Contoh stigma negatif terkait dengan praktik seperti open BO (Open Booking Order) atau dikenal sebagai praktik prostitusi online, sering kali terkait erat dengan budaya patriarki yang masih dominan di banyak masyarakat. Praktik ilegal yang tidak diterima secara moral tersebut mencoreng nama baik perempuan secara luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun