September Ujung,
Di depan warung,
Pada suatu kampung,
Wanita mancung hidung,
Menyapu bersenandung.
Pemuda parlente tersandung,
Menyeruduk belukar kecubung.
Gigi depan terpancung,
Terkiwir bibir landung,
Pipi kiri cekung,
Jidat kanan cembung,
Dalam rebah ia linglung.
Ingatan tak terhubung,
Telentang mematung.
Senandung tak jadi kidung
Menghampir setengah bingung,
Berteriak memanggil biyung,
Berdiri melengkung,
Membungkuk tercenung,
Mengawasi si terundung
Pemuda malang beruntung
Saat daster lembayung
Di depan mata terkatung
Melihat yang terselubung,
Tidak lagi terlindung,
Kembar Gunung Galunggung,
menggantung-gantung.
Jari tengahnya mengacung.
tegap bagaikan pentung.
September Ceria mendengung,
Walau tidak bersambung…..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H