Mohon tunggu...
yugo widya
yugo widya Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Trainer Pendidikan

Guru dan Trainer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Metode Itu Lebih Penting dari Materi

23 Oktober 2014   19:16 Diperbarui: 4 April 2017   17:16 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sepekan lamanya saya mengikuti sebuah diklat khusus yang memberikan harapan besar akan manfaat dan ilmu yang saya peroleh. Tema dan materi yang dijadikan Tag Line sangat menarik dan memang sangat saya butuhkan, maka dengan semangat empat lima saya songsong undangan panitia untuk hadir paling awal. Pembicaranya pun dahsyat, dengan gelar berderetnya yang memenuhi spanduk menjadikan jaminan keilmuan yang akan disampikan.

Bermulalah acara itu berjalan perlahan, banyak sambutan dari berbagai pejabat penting mengelu-elukan acara dan pembicara. Tibalah giliran sang pembicara memulai kuliahnya, dan detik demi detik saya memperhatikan semua pemaparan beliau. Belum genap satu jam beliau berbicara, satu persatu peserta disamping kanan, kiri, depan dan belakang mulai menguap dan sebagian sudah tiarap.

Yah, suasana menjadi sangat membosankan dan menjemukan walau kami merasa ilmu yang dipaparkan pembicara sangat bagus. Ternyata gaya pembicara yang sangat datar dan lamban menjadikan suasana kelas garing dan melelahkan. Walau saat tanya jawabpun suasanan masih berat diangkat.

Kebayang nggak, delapan jam sehari selama sepekan kami harus duduk manis menerimanya. Sebenarnya cukup ambil copy materinya pelajari sendiri dirumah sudah cukup karena pembicarapun juga kebanyakan membaca teks murni dalam paparan materinya. Menghormati beliaunya karena usia dan keilmuanya serta para pengundang yang berkarib baik menjadikan mau tak mau saya harus bertahan.

Selama acara saya terus mengingat dan perhatikan bagian mana gaya penyampaian beliau yang kurang menarik, lalu saya bertekad "Nanti suatu saat jika saya jadi pembicara, guru, ustad atau apalah namanya asal menyampaikan sebuah ilmu, maka saya tidak boleh seperti ini!"

Tiada diduga setahun kemudian saya ditawari menjadi guru dengan izin Allah, maka sejak hari pertama saya mengajar saya selalu mengingat kejadian itu dan menjadikan saya memiliki sebuah komitmen untuk mengajar bukan hanya materi yang bebrbobot serta bermutu namun cara dan metode juga harus menopangnya.

Sahabat semua, materi sebagus apapun jika tidak disampaikan dengan baik kemungkinan besarnya akan sulit dicerna oleh penerimanya. Maka Metode atau cara penyampian yang baik harus dikuasai oleh para pembicara, guru, ustad dan nara sumber. Didunia pendidikan sangat dirasakan oleh kalangan siswa saat guru memilik metode penyampaian yang menarik, asik, menenangkan, meotivasi dan menginspirasi menjadikan mereka bukan hanya ingat ilmunya namun juga mengenang sang gurunya. Bagi sebagian besar siswa yang tidak suka dengan mata pelajaran tertentu sebenarnya bukan pelajarannya yang sulit, namun guru yang tidak menyenangkan menjadikan pelajaranya juga dibenci yang berujung sulitnya dipelajari.

Anda sekarang seorang pembicara, nara sumber, guru atau ustad, belajarlah terus bagaimana menyampaikannya dngan baik dan bijak agar tak lari mereka mendengar. Jangan sampai orang benci ilmu karena membawakannya kurang simpatik dan menarik, ingat METODE ITU LEBIH PENTING DARI MATERI yang anda sampaikan.

SEMOGA MENGINSPIRASI

Saya Yugo Widya Guru dan Trainer Pembelajaran, kunjungi juga blog saya di yugowidyairatama.blogspot.com atau di FB yugo widya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun