Mohon tunggu...
Yugata Suciani
Yugata Suciani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Just an ordinary person who seek another people to make friend. Looking for any kind of information about anything.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Melupakan-Nya

3 Februari 2010   05:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa rasanya ketika kita merasa “kehilangan”??

Terkadang kehilangan seseorang yang kita sayangi kok rasanya ngga ikhlas ya untuk menerima kepergiannya. Apakah kehilangan sesuatu yang kita sayangi bisa membuat kita jadi gila??? (* seperti curhatan teman saya ketika dia ditinggal pergi kekasihnya). Harusnya kita menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini pasti akan pergi, karena semuanya hanya titipan Tuhan.

Hilangnya rasa ber-Tuhan, hilangnya rasa cinta dan takut kepada Tuhan-lah yang seharusnya bisa membuat kita “gila”. Tuhan adalah segala-galanya. Tuhan itu pelindung, pendidik, pemberi hidayah, pemberi rizki (dsb) dan kawan setia kita. Kecintaan kita terhadap manusia lain janganlah melebihi kecintaan kita kepada Tuhan.

Mengapa kita diharuskan cinta kepada Tuhan padahal Tuhan itu Maha Sempurna? Apakah untuk meninggikan derajat-Nya? Tuhan sudah sempurna. Ke-Mahasempurnaan Tuhan itu kekal dan azali. Tidak berkurang dan tidak bertambah. Cinta kita bukan untuk meninggikan derajat-Nya. Kalaupun kita tidak mencintai-Nya, tidak menyembah-Nya atau bahkan kita mencaci maki-Nya, Tuhan tidak akan cacat dan tidak akan jadi buruk. Lain hal dengan manusia, manusia bila dihina, dicaci dan dimaki, maka dia jadi cacat dan buruk.

Dengan kita mencintai-Nya, dari situlah datang rahmat Tuhan. Karena manusia yang cinta kepada Tuhan, secara otomatis akan datang cinta kita kepada makhluk Tuhan khususnya sesama manusia.

“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Ali Imron : 31].

Sungguh bahagianya jika kita berhasil meraih dan menggapai cinta Allah SWT. Tapi terkadang kita selalu lupa untuk mengingat-Nya. Ingatlah bahwa tanpa-Nya kita bukanlah apa-apa, bukan siapa-siapa, sebab Allah senantiasa ada di samping kita, Dia hanya menunggu kita untuk meminta kepada-Nya. Oleh sebab itu, janganlah kita melupakan diri-Nya.

“Ketika mereka melupakan apa-apa yang Kami peringatkan kepada mereka, justru Kami bukakan pintu segala kesempatan buat mereka, Maka kemudian ketika mereka merasa senang, merasa gembira, dengan keberhasilan, dengan kesuksesan mereka, tiba-tiba Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, jadilah mereka terdiam berputus asa.” [Al-An'am: 44].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun