Pada Bulan Januari - Maret Tahun 2024 saya melakukan Wawancara mendalam dan observasi pada keluarga yang Bertempat di Kecamatan Pontianak Selatan Kelurahan Akcaya Provinsi Kalimantan Barat dipusat kota terdapat keluarga yang bertahan hidup dengan empat orang anak. Istri yang berdagang es dan kopi kecil kecilan serta suami mengalami kecelakaan dua tahun lalu serta terpaksa salah satu kakinya harus di amputasi, sekarang bekerja membantu istrinya berjualan.Â
Keluarga tersebut terlihat terbantu dengan adanya bantuan tersebut seperti PKH, Bantuan pangan dan bantuan anak kuliah (KIPK) dimana mereka memiliki empat orang anak yang harus mereka sekolahkan dan bahkan dengan adanya bantuan tersebut anaknya yang paling tua dapat berkuliah dengan bantuan dari pemerintah yaitu KIP kuliah. Keluarga ini juga memiliki dua anak laki-laki kembar yang sering juga membantu jualan keluarganya sekarang juga mendapat bantuan PKH anak sekolah SMAN 1 Pontianak.
Sehari-hari keluarga tersebut berpenghasilan sekitar 1-1,5 juta ribu dalam sebulan yang mereka harus membagi uang tersebut untuk sehari-hari sekitar kurang 50 ribu perhari, sehingga seringkali mereka hanya makan 2 kali sehari agar bisa cukup sampai sebulan.Â
Tempat mereka tinggal sebenarnya bukan milik mereka tapi milik aset negara yang pada waktu sebelumnya pernah hampir digusur. Rumah tersebut awalnya bekas TK Trisula pertama di Pontianak yang awalnya Ibu dari keluarga tersebut mengajar di TK yang sudah berumur 65 tahun memiliki panjang 11 meter lebar 6 meter serta memiliki luas tanah panjang 106 meter lebar 10 meter Memiliki dinding triplek setengah tembok, serta atas seng yang sering bocor jika hujan.Â
Jika musim hujan sering banjir karena lantai yang masih papan sering ular masuk ke dalam rumah. Rumah tersebut memiliki 4 ruang yang masing- masing ada 2 ruang kamar 1 ruang tamu gabung ruang tengah dan ruang dapur yang sudah rusak. Setelah bertanya ke ibunya waktu hampir digusur dari pemerintah tidak ada memberikan solusi untuk tinggal dimana, keluarga berpesan jika ada yang bisa membantunya ia meminta tolong untuk diberikan tempat yang layak karena mereka sudah tinggal hampir 40 tahun sejak TK tersebut sudah tidak digunakan lagi.
Keluarga tersebut terkadang agar tidak boros air galon untuk minum mereka harus masak dari air hujan yang jika dilihat atap sengnya betul-betul kotor dan airnya memang tidak layak di minum. Keluarga tersebut tidak mampu membayar PDAM sehingga untuk mandi atau mencuci menggunakan air kolam yang keruh.Â
Untuk bab mereka menggunakan wc bekas TK tersebut. Syukurnya Mereka masak menggunakan gas subsidi 3 kg. Dikarenakan masih berada di pusat kota listrik yang digunakan berupa prabayar yang dihitung tergantung pemakaian setiap bulan memiliki daya 450w untuk keperluan kulkas, tv, rice cooker, dan adapun mesin cuci jarang digunakan dikarenakan menghemat pemakaian listrik. Keluarga tersebut tidak memiliki kendaraan syukurnya ada orang yang baik meminjamkan 2 motor kepada keluarga tersebut untuk bekerja dikarenakan suami dari keluarga tersebut sering membantu orang tersebut.
Bantuan yang diterima keluarga tersebut memanglah tidak seberapa tetapi dari bantuan tersebut sudah sangat membantu keluarga tersebut. Pada periodenya pemerintah Presiden Jokowi keluarga tersebut sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut berupa beras 1 bulan sekali 10 kg dan bantuan PKH anak sekolah serta mereka juga terbantu untuk anaknya yang paling tua perempuan mendapatkan beasiswa KIPK yang membuat mereka tidak harus membayar uang semesternya. Sebenarnya dari keluarga tersebut juga ada yang ingin disampaikan seperti memberikan rumah yang layak dan tidak digusur secara paksa seperti sebelumnya yang pernah terjadi.