Guru merupakan sosok manusia yang mempunyai tugas fungsional sebagai pengajar dan pendidik anak bangsa, yang terlahir dari cita-cita dan jalur pendidikan yang disebut dengan LPTK. Terlepas dari cita-cita, guru seyokyanya tentu memiliki kelebihan tertentu sebagai modal dalam mengayomi dan mendidik siswa. Sangat dibutuhkan ilmu dan kemampuan dalam mengenali karakter anak serta metodologi yang tepat dalam memberi pembelajaran.
Guru juga perlu upgrading pengetahuan agar selaras dengan perkembangan anak, selaras pula dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan. Sehingga terjadinya suatu proses pembelajaran dan pendidikan yang relevan dan up to date.
Fenomena dilapangan sungguh mengejutkan, sebagian guru masih berkutat dengan modal awalnya sebagai calon guru yang mendapat bekal ala kadarnya dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang diikutinya dulu.
Guru masih ada yang bertahan dengan cara dan pola yang mereka peroleh dari referensi lama tanpa adanya pembaharuan sesuai dengan perkembangan zaman.
Akibatnya sering terjadi kesenjangan antara tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan dengan yang diamalkan guru selama ini.
Kesenjangan lain juga kesempatan guru di daerah terpencil dengan daerah perkotaan yang sudah tidak mempermasaalahkan akses. Guru daerah terpencil sangat minim menerima pembaharuan. Di bahu merekalah kita titipkan kualitas anak bangsa.
Guru selayaknya harus berusaha keras untuk upgrading semua pengetahuan dan menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Dibutuhkan pola dan tata kelola oleh pengambil kebijakan didunia pendidikan. Agar mereka mendapat porsi berimbang dalam peningkatan kompetensinya.
Basic skill guru perlu distandarisasi minimalnya, perlu dipetakan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan guru baik sisi knowledge, maupun metode pembelajaran. Dari hasil pemetaan tersebut ditindaklanjuti dengan program-program strategis yang secara bertahap diharapkan mampu mengurangi kesenjangan dimaksud.yang lebih utama masalah guru harus dipecahkan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Tidak semua masalah diselesaikan dengan cara yang sama. Selama ini guru memang diberi pelatihan - pelatihan, tetapi belum tentu pelatihan tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan guru.
Akhir kata, pemangku kepentingan diharapkan dapat lebih mempertajam program peningkatan kualitas guru. Rendahnya  kualitas pendidikan dengan mempersalahkan mereka dan terus –menerus memberi beban berat yang sebenarnya secara mendasar mereka telah sebats kemampuan. Fokuslah pada peningkatan kompetensi dan pembaharuan-pembaharuan yang harus dimiliki guru jangan memberi porsi yang lebih besar kebangunan fisik dan suplemen pendidikan lainnya. Tak ada artinya kurikulum dirancang begitu modern, sekolah sudah modern, peralatan modern sementara guru kita masih banyak yang perlu ditingkatkan kompetensinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H