Betapa rekahan senyum itu terlahir sempurna,
Dalam belantara hening terlilit akar pohon jati,
Sekian abad membusuk dalam aliran darah,
Membungkam semua cerita di makam sepi,
Gelora dan asa tergadai puing hampa,
**
Senyum teramat mahal yang kau beli,
Dari kisut bibir setengah renta,
Nan lelah menyusuri ladang mimpi,
Yang kau bayar dengan kasih sayang
Kau tebus ketulusan,,
**
Hanya kau yang mampu menyulut lilin,
di puing-puing hati,,
Hanya kau yang mampu mem”basuh” perih,
dengan air mata,,
menghangatkan dalam tatapan,
menyejukkan dalam dekapan,,
hingga aku mampu tersenyum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H