Dalam hening itu, satu hembusan kehidupan,
Nafas yang tertulis dalam kitab semesta,
Pada ruh, sebutir embun yang menetes dari daun,
Ditiupkan oleh Sang Pencipta,
Menyatu dalam aliran sinar Illahi-
Setiap helaan nafas,
Adalah atma yang merentang jauh,
Melampaui batas tubuh dan waktu,
Membawa kedamaian dalam gelombang pikiran,
Di sinilah inti kebaikan bertumbuh
-
Asana tubuhku, bergetar di ruang sunyi,
Menjadi jembatan antara dunia nyata dan metafisika,
Di antara denyut jantung dan bisikan jiwa,
Ku temukan esensi rasa,
Dalam tiap gerak, dalam tiap hening,
Ada satu tujuan: kembali pada asal,
Menyatukan, selaraskan energi semesta
-
Ruh ini terbang, menembus lapisan cahaya berkilau,
Menyentuh batas langit yang tak berujung,
Di mana segala nafsu terurai,
Hanya ada cahaya yang murni,
Membebaskan jiwa dari belenggu duniawi
-
Di setiap detik yang bergetar,
Kau, aku, kita adalah satu,
Dalam harmoni tak terbatas,
Mengalun dalam tarian waktu,
Kita adalah nafas, kita adalah ruh,
Dalam pelukan waktu, kita melukiskan cinta abadi
Di kanvas semesta yang tak bertepi,
Mengalir, menghidupi kebaikan, hingga akhir hari
Bandung, Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H