senja di Punclut, angin bernyanyi pelan,
Menyapa ilalang, gemulai dalam tarian,
Pohon rangas berdiri dalam kerinduan,
Aku pahami kepergianmu,
Bukan hanya secangkir kopi yang menyisakan ampas,
Namun kenangan yang kau tinggalkan
Bagai embun pagi, hilang sebelum fajar
Terbanglah engkau, butir cinta yang kau rangkai, ke langit mimpi yang kau puja
Di sana, di dahan yang jauh,
Aku ikhlaskan, meski jiwaku keruh.
Dalam setiap hembusan, kau akan tetap ada,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!