Kecipak air di ujung kaki di pasir itu terasa membasahi ingatan.
Hanya rembulan tersipu mengintip di balik pucuk cemara
Rasanya, puluhan tahun tak berjeda dalam linangan kenangan
Saat itu, kembang api dari Singapura bercahaya di wajahmu malu - malu
Ohh Perempuan bermata sipit
Kuning langsatmu sempurna diterpa rona rembulan
Berlipat-lipat sajak ku-usung berdamai dengan beribu doa
Menciptakan sajak - sajak patah dan patah
Siur angin dingin, berhembus, kaku dan kelu
Sepanjang langkah di tengah belantara melupakanmu
Singapura masih berkelip seperti dulu, aneka lampu menajam padaku,