Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku dan Sebait Senja

26 Oktober 2018   07:31 Diperbarui: 26 Oktober 2018   07:51 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Betapa kadang kita hanya merasa bagai serpih-serpi debu di atas tungku keperihan yang terus saja datang menghadang. Kadang juga ada sebulir embun mengenang di sudut mata betapa lemahnya jiwa -- jiwa yang terus saja terdera.

Itu manusiawi katamu suatu senja, di saat langit dan angin mengarah ke barat, rumput ilalang itu terus jua bergoyang dari angin yang meniupkan sejuta kenang. Di daunnya engkau simpan rapi tiap tepian mimpi.

*

Setelah dera ini katamu, selalu sepatah kata "akan indah pada waktunya". Dan aku tetap percaya pada bening matamu, teguh kejujuran melabuh di sana, jengkal ketulusan sulit kuukur, kulumat dalam rasa bagai jiwa-jiwa yang lama lelah merebah dipangkuan  senja. Oh, senja ini, ingin kulukis indah dalam palung jiwa ku. Aku pecinta senja di atas lengang perbukitan ini. Karena ada dan tiada dirimu tiadalagi menjadi arti.

*

Terbiar jiwaku, terbiasa rasaku dalam ketiadaan, akan kurajut dalam bait-bait senja ini. Bila malam menghujam sunyi itu, aku tidak pernah sendirian. Suatu waktu, kubacakan syair ini dalam hening sunyi pemakaman, di sana pusaraku tertanda batu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun