Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Aroma Teh (Bagian 1)

15 Januari 2017   18:16 Diperbarui: 15 Januari 2017   18:19 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**
Aroma pucuk teh dicumbui tetes embun, awan masih memutih selayak pandang. D ujung sana adinda, megah Kerincimu menyimpan bara cinta negeri kaya. Tiada gersang melintang, bunga ribuan rupa dibuai derai air terjun Timbulun. Sesukamu menatap dalam, lembah hampar hijau memukau. Tebingmu indah mengukir mimpi, dibawahnya, mengalir kesucian mendinginkan segala beban.
**
Elok negeri berhias emas, jembatan besi disana sore menanti. Ketika lelah itu tengadah. Tetap buayaiannuansa alam mengajariku bersyukur apa-aoa yang dimakan. Apa-apa yang kuhirup dalam kancah perdamaian, indah lukisan kebun iru adinda, disinggahku ini menghirup se cangkir kopi. Beratus sajakku tertapak di Lereng Kerinci itu, dalam anggun suara negeri penuh kedamaian itu.
**
Tahukah engkau adinda, suara jiwaku tak pernah mengapung di nyanyian walet mungil sekalipun, karena aku bukan apa-apa, bukan siapa-siapa yang mampu mengurai tiap kata yang kau bisikkan.
Aku hanya ketiadaan dan keterbatasan, luruh jua buih-buihku di tetes embun.
Aku hampiri kasih sayang, dalam susunan kata, namun belum kutemukan nada yang membuatmu berdendang.
**
Teruslah mengawang jauh ke angkasa, akan kutitipkan seutas cinta yang telah kubawa darimu. Untuk kujaga jauh di negeri seberang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun