Puisi dalam deras hujan September,
Linang airmata mengeja isak se cangkir kopi, tiada lagi rasa.......
Hangat hambar jauh menyusup jemari meraih...
Dunia ini fana, genggam hanya sementara, sampai hujan reda...
Namun puisi mengalir serasa doa untuk segala dosa. yang pasti ada
Tertumpu bayang serasa nyata..
Antara jarak tatak cangkir, terangkat
Terlepas berderai...
Siapa penahan badai pereda ombak?
Selain iman dalam dada anak manusia....
**
Setelah hujan ranting kuning lembab perlahan..
Bergayut semi. Ada mekar tampak untuk izin menapak....
Wanginya akan sampai..
Jangan deraikan lagi biarkan
wangi Surga itu di alam raya...
**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H