Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Negeriku Tak Sempat Kubacakan Puisi

27 Agustus 2016   15:54 Diperbarui: 27 Agustus 2016   16:08 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

* Setelah Hujan Reda, badai terkurung manik-manik menjelma mutiara.
Jika larut dalam takzim doa kepada Nya..
seutas nafas dipertaruhkan jiwa.
Terjagalah mengambil wudhu,
dalam syair-syair dititipkan gurat rindu dan asa ….
Senantiasa merebahlah engkau di sajjdah Nya.

Dan ketika seuntai kata menemuimu di ujung daun,
Dibisikannya kepada mu,
Engkau bukan apa-apa, angin bukanlah sahabat
Apalagi badai …
Engkau tak bersandar di akar, engkau tak berdahan
Menua kau dalam biarkan engkau,
Terhentak, dalam getar getir menuai petir,
Dan sahabatmu bukanlah hujan, yang tak berhalang lalu,
Ia susupi tiap lorong rahasia, tak berkutik engkau dari jamah
Menimbunkan sumpah dan salah ….
Kepadamu semua lagu di “sumbang” kan ….
Atau tengadah kau meniti jurang …
**
Dan seuntai sajak lama tak terguratkan,
Menjadi darah mengalir, bernafas dalam kecewa
Beranak pinak bersuku-suku menjadi batu
Untuk meredam dendam, karena ada rahasia dosa
Yang enggan ….
Menjadi puisi tiap jejak motivasi, kau baca dalam hati
Bait di sanubari ritma berderai airmata,
Tak harus engkau baca di negerimu sendiri..

*Sebuah puisi tak sempat kubacakan dinegeriku sendiri,
Karena tidak akan ada yang peduli ……..

BANDUNG, 27 Agustus 2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun