Desa Tajau Landung, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, adalah salah satu desa penghubung yang penting di Kalimantan Selatan. Desa yang membentang seluas 25,3 km ini berbatasan langsung dengan beberapa wilayah sekitar Kabupaten Banjar dan Barito Kuala. Namun, di balik peran strategisnya, Desa Tajau Landung dihadapkan pada permasalahan lingkungan yang mendesak, yakni pengelolaan sampah yang belum optimal. Berdasarkan temuan dari kegiatan Diagnosis Komunitas oleh mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, kondisi pengelolaan sampah di RT 02 dan RT 04 cukup memprihatinkan. 75% warga membuang sampah langsung ke sungai, dan hampir separuh rumah tangga tidak memiliki tempat sampah sendiri. Selain itu, masih rendahnya kesadaran warga untuk memilah sampah organik dan anorganik menyebabkan berbagai risiko pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit.
Melihat kondisi ini, kelompok mahasiswa Program Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) dari Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat, merancang sebuah solusi inovatif, yakni Program Bank Sampah Sehat. Program ini diinisiasi oleh kelompok PBL 18 yang dipimpin oleh Muhammad Ikhwani Muslim, dengan anggota Aristawidya Helika Rosadi dan Yufita Kamila Isana Ramadhani, serta dosen pembimbing Noor Ahda Fadillah, SKM., M.Kes (Epid). Program Bank Sampah Sehat dirancang untuk mengurangi sampah sembarangan dengan menyediakan fasilitas bagi warga untuk mengumpulkan, memilah, dan menimbang sampah mereka secara berkala.
Bank Sampah Sehat dijadwalkan beroperasi setiap dua minggu sekali di parkiran Balai Desa Tajau Landung, yang disiapkan sebagai tempat warga dapat menyetorkan sampah yang telah dipilah. Setiap dua minggu sekali, warga diharapkan membawa sampah mereka ke Bank Sampah Sehat dan mendapat panduan pengelolaan sampah dari tim PBL. Program ini diharapkan tidak hanya mengurangi volume sampah anorganik yang menumpuk, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah.
Untuk memperkuat pemahaman masyarakat, kelompok 18 mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi pada 13 Juli 2024 di Poskesdes Desa Tajau Landung. Warga yang hadir diberikan materi tentang pentingnya memilah sampah, disertai penjelasan mengenai cara kerja Bank Sampah. Program edukasi ini pun dilengkapi dengan pre-test dan post-test, yang menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat setelah sosialisasi. Keberhasilan sesi edukasi ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak warga untuk ikut serta dalam program pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Langkah selanjutnya adalah melatih kader Bank Sampah yang siap menggerakkan program di tingkat RT. Pelatihan yang diadakan pada 14 Juli 2024 ini membekali para kader dengan keterampilan dalam pengelolaan sampah, termasuk cara memilah, menimbang, dan mencatat data sampah warga yang berpartisipasi. Tidak hanya itu, kader-kader ini juga dilatih dalam administrasi untuk mendukung keberlanjutan Bank Sampah Sehat. Para kader ini menjadi ujung tombak yang akan memastikan kelancaran program dan bertindak sebagai fasilitator antara tim PBL dan masyarakat. Dengan keterlibatan aktif mereka, keberlanjutan Bank Sampah Sehat diharapkan dapat terjamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H