Di sudut kota yang terlupakan
Terbaring seorang peminta
Dalam keheningan malam yang kelam
Menanti sesuap nasi sebagai jawaban
Dahulu, ia terlahir dalam kehangatan
Namun kini, ia tenggelam dalam kesepian
Setiap langkahnya terhenti
Oleh beban hidup yang tak berujung
Matahari terbenam tanpa belas kasihan
Menyisakan malam yang dingin
Dalam pelukannya yang gelap
Ia berharap pada sesuap nasi yang tiada pasti
Rasa lapar yang menggigit perutnya
Menjadi pengingat akan kehinaan
Dalam kota yang penuh dengan gemerlap
Ia terdampar, tanpa harapan
Namun, di antara bayang-bayang kegelapan
Ada sinar kecil yang bersinar
Dari seorang yang berbagi sedikit nasi
Menyentuh hatinya yang beku
Sesuap nasi, bukan hanya makanan
Tapi sinar kebaikan dalam kegelapan
Menyentuh jiwa yang terluka
Dan menghidupkan kembali harapan yang pudar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H